Buku :
Jatuh Cinta Tak Pernah Salah
Penulis :
@NegeriAkhirat (Arum LS)
Penerbit :Qultum Media
Tahun
terbit : Agustus 2016
MENCINTAI DENGAN SYAR’I
’’Bukan
perkara siapa cepat dia dapat, tapi tentang caea Allah mempertemukan dengan
cara dan waktu yang tepat. Dan bukan perkara aku ingin memilikimu dengan utuh,
tapi tentang terus menerus mencintaimu dengan cara yang paling tulus, memaafkan
tanpa memandang waktu, bersabar dalam setiap khilaf yang selalu kita bentuk,
dan mengikhlaskan kehidupan bersamamu dalam balutan lika-liku”
Kisah-kisah
cinta yang luar biasa yang tidak hanya indah, tapi juga dibingkai syari’at,
yang dialami oleh orang-orang soleh tidak hanya mengetuk kesadaran para pembaca
tentang makna cinta yang sesungguhya. Memberikan gambaran-gambaran cinta yang
dibimbimng dengan dasar agama melalui kisah-kisahnya. Hal
ini menjadi bahan pertimbangan bagi
pembaca, bahwa sebuah hubungan yang tidak didasari dengan syarii;at hanya akan
menambah tabungan dosa saja.
Salah
satu kisah cinta yang ditulis adalah kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan
Sayyidatina Fatimah. Keinginan Sayyidina Ali untuk melamar putri Rasulullaah
menemui rintangan, sebab beliau tidak memiliki uang untuk membeli mahar. Sampai
pada suatu ketika Sayyidina Ali memberanikan diri untuk datang . lamaran
Sayyidina Ali pun diterima dengan baju
besi miliknya sebagai mahar.Cinta Sayyidina Ali kepada Sayyidatina
Fatimah tak memberikan banyak janji.
Buku
ini sangat menarik dibaca dengan kisah-kisah inspiratif di dalamnya dan
pesan-pesan yang disampaikan secara halus oleh penulis melalui kisah-kisah para
orang-orang soleh. Bukunya dikemas dengan sangat menarik, hal ini membuat
pembaca tidak merasa bosan saat membaca buku ini.Buku yang menarik untuk dibaca
anak remaja setingkat SMA dan Mahaiswa ini relatif mahal bagi mereka.
REFLEKSI BUKU
Adam, kalu
pertemuan kita memang sudah terjadwalkan
Aku tak
keberatan jika kini
Harus menmbah
tabungan kesabaran.
Tuntaskan saja
dulu kesukaanmu,
Bahtsul masa’il
Menyelami
balaghoh
Menelikuri
kalam-kalam Allah
Sebab memanduku
tak cukup dengan materi saja
Adam,
Jatuh cinta tak
pernah salah
Mungkin kini
hatimu sudah tertaut pada gadis soleha
Tak perlu
menghawatirkanku berlebihan,
Sebab dalam
jarak yang Ia ciptakan
Sudah
sepantasnya ada rindu yang berat di emban
Lalu kau
mencoba membabatnya dengan berlabuh pada puan-puan cantik
Yang duduk di
teras-teras sambil lalaran
Hafalan,
Adam,
Jatuh cinta tak
pernah salah, memang
Sebab itu, aku
berharap kaupun menabung kesabaran
Sampai jadwal
pertemuan kita didatangkan
Saat rasa sepi
dan meremang itu datang,
Yakinlah, kau
tak sepenuhnya sendirian.
Satu orang lain
di luar sanapun sedang berjuang menjaga perasan
Aku, misalnya.
Tugas 2
Roro Jonggrang
Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.
Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.
Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.
Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.
“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.
Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.
“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.
Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.
Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”
Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
A.
Struktur
Teks Cerita Sejarah
1.
Orientasi
Paragraf
1 dan 2
Alkisah
pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama
Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja
yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan
juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.
Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
2. Komplikasi
paragraf 3-14
Hingga
Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja
Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan
Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang
berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.
Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.
Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.
“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.
Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.
“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.
Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.
“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.
Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.
“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
3. Resolusi
Paragraf 15-23
Roro
Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak
dapat memenuhi persyaratannya.
Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.
Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”
Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.
Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”
Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
4.
Koda
paragraf 24
paragraf 24
Berkat
kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud
arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan,
dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara
candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi
Seribu.
B.
Kaidah
Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
CIRI BAHASA
|
BUKTI
|
1.
Terdapat adanya unsur
kata ganti (pronomina)
|
Alkisah pada zaman dahulu kala,
berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama
Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan
raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar
Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka
Sementara itu di lain tempat, ada satu
kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan
Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu
memperluas wilayah kekuasaanya
|
2. Terdapat
kalimat atau kata-kata yang mengandung dan menunjukan suatu unsur peristiwa /
kejadian (frasa adverbial)
|
1.
Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan.
Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang
bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga
sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka
2.
Pada malam harinya,
Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap,
balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari
Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur
dengan sangat cepat.
|
3.
Terdapat kata kerja
material (verba material)
|
Mendengar
pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam
dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso,
karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi
lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso.
Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu
cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
|
4. Terdapat
kata penghubung (konjungsi) temporal.
|
1. Roro Jonggrang kemudian berpikir keras,
mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.
2.
Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi
arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam
kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi
Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya
disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
|
Tugas 3
Buku :
Jatuh Cinta Tak Pernah Salah
Penulis :
@NegeriAkhirat (Arum LS)
Penerbit :Qultum Media
Tahun
terbit : Agustus 2016
MENCINTAI DENGAN SYAR’I
’’Bukan
perkara siapa cepat dia dapat, tapi tentang caea Allah mempertemukan dengan
cara dan waktu yang tepat. Dan bukan perkara aku ingin memilikimu dengan utuh,
tapi tentang terus menerus mencintaimu dengan cara yang paling tulus, memaafkan
tanpa memandang waktu, bersabar dalam setiap khilaf yang selalu kita bentuk,
dan mengikhlaskan kehidupan bersamamu dalam balutan lika-liku”
Kisah-kisah
cinta yang luar biasa yang tidak hanya indah, tapi juga dibingkai syari’at,
yang dialami oleh orang-orang soleh tidak hanya mengetuk kesadaran para pembaca
tentang makna cinta yang sesungguhya. Memberikan gambaran-gambaran cinta yang
dibimbimng dengan dasar agama melalui kisah-kisahnya. Hal
ini menjadi bahan pertimbangan bagi
pembaca, bahwa sebuah hubungan yang tidak didasari dengan syarii;at hanya akan
menambah tabungan dosa saja.
Salah
satu kisah cinta yang ditulis adalah kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan
Sayyidatina Fatimah. Keinginan Sayyidina Ali untuk melamar putri Rasulullaah
menemui rintangan, sebab beliau tidak memiliki uang untuk membeli mahar. Sampai
pada suatu ketika Sayyidina Ali memberanikan diri untuk datang . lamaran
Sayyidina Ali pun diterima dengan baju
besi miliknya sebagai mahar.Cinta Sayyidina Ali kepada Sayyidatina
Fatimah tak memberikan banyak janji.
Buku
ini sangat menarik dibaca dengan kisah-kisah inspiratif di dalamnya dan
pesan-pesan yang disampaikan secara halus oleh penulis melalui kisah-kisah para
orang-orang soleh. Bukunya dikemas dengan sangat menarik, hal ini membuat
pembaca tidak merasa bosan saat membaca buku ini.Buku yang menarik untuk dibaca
anak remaja setingkat SMA dan Mahaiswa ini relatif mahal bagi mereka.
SIHIR
SAKTI SANG PENULIS
RESENSI
Oleh: Nila
Ayati Nuzula (160211601854)
Penulis : Brili Agung
Tahun terbit : Januari
2017
Judul : Kitab
Penyihir Aksara
Kota terbit :Pejanten
Barat, Jakarta Selatan
Penerbit : Inspirator
Academy Publisher House
Tebal buku :246 halaman
“Patahhati bagi penulis adalah momen yang dicari. Karena bagi
penulis, patah hati akan berbuah royalti”
Aksara dalam kitab ini dituliskan bukan hanya untuk dibaca. Lebih
penting dari itu,tulisan buku ini harus dipraktikkan. “Kitab Penyihir Aksara”
ditulis oleh Brili Agung, seorang penulis awam yang berpacu menulis buku
sebagai mahar pernikahannya dan melunasi hutang ibunya. Melalui karyanya, ia
memberikan energi bagi pembaca untuk segera menuliskan buku sebagai amalan di
dunia. Brili adalah seorang mentor menulis yang memiliki prinsip bahwa sebagus
apapun isi sebuah buku, jika penulisnya belum membuktikan sesuatu yang dia
tulis, baginya itu adalah sampah. Seorang penulis haruslah bertanggung jawab
terhadap apa yang ia tulis. Sehingga buku yang ia tuliskan terilhami dari apa
yang telah dia buktikan. Isi buku ini telah diterapkan dalam berbagai pelatihan
menulis yang dimentori olehnya. Selama 2 tahun, ia sudah menjadi mentor di 23
angkatan Bikin Buku Club dan 14 Angkatan Mentoring Menulis Online. Dan selama 2
tahun itu pula penulis yang memiliki wajah tampan ala Asia ini, berhasil
menerapkan metodenya hingga akhirnya telah lahir 500 lebih alumni yang sekarang
menjadi penulis dan lebih dari 50% karyanya telah diterbitkan. Para peserta mentoring
berasal dari berbagai usia dan berbagai profesi. Sehingga mereka menuliskan
bermacam hal sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Jelas buku ini memiliki
kualitas yang lebih unggul daripada buku panduan menulis lainnya karena metode
yang dituliskan telah teruji kenyataannya, terbukti dengan hasil karya dari
para penulis – peserta mentoring menulis.
Menulis merupakan suatu kegiatan refleksi diri yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan juga orang lain. Banyak orang mengatakan bahwa menulis itu
memerlukan ide cemerlang dan kemampuan untuk me-nyampaikannya melalui tulisan.
Sebaliknya, Brili mengajak pembaca untuk mengubah mindset tersebut. Ia mengatakan
bahwa menulis adalah hal sederhana yang dapat dibangun dengan sebuah kemauan
dan usaha. Karena tulisan yang baik itu dihasilkan melalui proses berlatih
bukan selalu karena kemampuan.
Kitab Penyihir Aksara menjelaskan tentang jurus-jurus yang
digunakan untuk menuliskan buku. Mulai tahap penyusunan minat dan niat hingga
cara menerbitkan buku best seller. Kekuatan aksara buku ini mampu
meyakinkan pembaca bahwa manusia dengan profesi apapun–dokter, guru, petugas
keamanan, artis, maupun politikus– dapat mencipta tulisan menjadi sebuah buku.
Menulis merupakan investasi harta dunia sekaligus sebagai investasi akhirat karena
menulis merupakan usaha dalam mewariskan ilmu yang diikat dengan kata. Itulah
yang membuat seorang penulis abadi selamanya. Sedangakan pahala dari
pendistribusian ilmu tersebut termasuk pahala yang tidak pernah terputus.
Metode kepenulisan yang disampaikan oleh Brili Agung terbagi
kedalam empat bagian. Pertama, mencari purnama. Kedua,melakukan
ritual. Ketiga, menggunakan mantra.
Bagian pertama – mencari purnama. Purnama yang dimaksud
dalam buku ini adalah dorongan seseorang agar mau menulis. Dorongan atau
motivasi ini dapat diperoleh dari keinginan diri sendiri maupun orang lain. Ada
7 purnama atau motivasi yang dituliskan sebagai subjudul buku ini, yaitu agar
tetap waras, legacy, kebahagiaan orang tersayang mana yang kau
dustakan?, rise above the crowds,tetap muda tanpa celaka, dunia yang
lebih baik, kaya hati, kaya imajinasi, dan kaya materi. Dalam 7 subjudul
tersebut pembaca sudah dapat menggambarkan isinya, bukan?
Bagian kedua–melakukan ritual. Dalam bagian ini ada suatu
hal wajib yang harus dilakukan oleh seorang penulis. Baik pemula maupun yang
sudah mahir. Ritual yang harus dilakukan adalah membaca, asah kemampuan menulis
dengan menulis apa saja dimanapun dan kapanpun, akrab dengan kata-katasehingga
penulis mampu memainkannya, pasang di media sosial yang sedang marak akhir-akhir
ini agar dunia tahu tentang Anda, menyerap energi sekitar guna ditumpahkan
dalam bentuk tulisan, dan ritual yang terakhir adalah isi, serta nikmati
hidupmu.
Bagian ketiga–menggunakan mantra. Mantra yang dimaksud dalam
buku ini adalah hal-hal “ajaib” yang membuat tulisan menjadi lebih hidup dan
bermakna. Hal “ajaib” itu adalah tips dalam kepenulisan. Bahkan dimuat juga
teknik untuk menindaklanjutiterbitnya tulisan menjadi sebuah buku, film, atau dalam
bentuk media lain. Jadi tunggu apa lagi untuk menjadi seorang penulis?
Buku ini memiliki kemampuan dan kelebihan dalam menyihir pembaca untuk segera menuliskan buku
sebagai investasi akhirat.Bahasa yang digunakan ringan yakni bahasa sehari-hari
atau bahasa populer sehingga mudah bagi pembaca untuk memahaminya. Namun tidak
sedikit bahasa filosofis yang terdapat dalam buku ini, sehingga Kitab Penyihir
Akara juga cocok dibaca oleh kalangan intelektual. Motivasi yang diberikan
dapat menggugah hati pembaca untuk berkarya dan terus berkarya. Kitab ini sama
seperti buku panduan menulis lain yang menjelaskan tentang teori. Namun, ada
hal yang berbeda. Teori yang diungkapkan kitab ini sesuai dengan pengalaman
penulis. Sehingga tampak lebih detail urutannya serta mudah untuk pembaca
mengikuti tahapan-tahapan tersebut secara langsung. Serta dilengkapi dengan
contoh-contoh. Sehingga tergambar lebih jelas bagaimana cara menulis yang
sesungguhnya. Sasaran buku ini adalah seluruh elemen masyarakat atas seluruh
tingkatan usia. Sehingga tidak ada rasa malu bagi Bapak Ibu untuk membaca dan
menerapkan isi buku yang memukau ini. Tidak ada lagi rasa ragu bagi orang tua
untuk memberikan buku ini pada anak-anaknya agar mau untuk berkontribusi dalam
bidang kepenulisan. Judul buku yang memikat, sampul menarikdengan warna hitam dan
warna tulisangold bertema history of hery potter, memberikan
kesan bahwa buku ini memiliki nilai magis yang harus dicoba oleh para pembaca.
Apalagi isinya dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik.
Tidak dipungkiri bahwa buku ini masih memiliki kekurangan yang
harus diperbaiki. Masih dapat ditemui kesalahan cetak dan ejaan. Buku ini
bukanlah buku murni yang mengajarkan metode. Artinya terdapat unsur promosi
tentang program yang dirancang oleh penulis. Sehingga mempengaruhi ketidaknyamanan
pembaca Kitab Penyihir Aksara.
Sudahkah kalian memiliki garansi tentang amalan yang akan terus
mengalir saat meninggal nanti? Kitab inilah yang akan memandu pembaca untuk
memiliki investasi dunia-akhirat. Karena, buku adalah warisan yang tidak akan
lekang oleh zaman, sebuah manifestasi ilmu yang bermanfaat dan pahalanya pun
akan mengalir selama-lamanya. Buku yang diterbitkan pada bulan Januari 2017 ini,
hingga sekaang telah mencapai nilai penjualan lebih dari 1000 eksemplar.
Sudahkah kalian memilikinya dan siap menjadi seorang penyihir aksara?
Menulis Teks Resensi
Tugas 4
JURNAL REFLEKSI PERKULIAHAN
Selama satu semester menempuh mata
kuliah membaca teks nonilmiah/informatif yang diampu oleh Ibu Endah, banyak
memeberikan wawasan baru bagi saya.
Karena berawal dari tuntutan membuat peta konsep dari 10 buku informatif yang
mau tidak mau mengharuskan saya, sebagai mahasiswa beliau untuk membaca buku
tersebut. Dari buku buku yang saya baca tersebut, saya banyak menemukan hal-hal
baru, informasi baru yang sebelumnya tidak saya mengerti. Ada lagi tugas
menganalisis struktur dan isi cerita sejarah yang membuat saya kembali
mengenang cerita yang sering saya dengar atau lihat di televisi.
Judul resensi penulis kurang menarik. Bagian awal resensi belum mengenalkan profil buku dan penulis secara singkat dan padat makna. Sebagian isi resensi merupakan isi buku, namun konten yang disajikan belum bersifat menyeluruh dan lengkap. Kata emotif belum banyak digunakan padahal kata emotif lah yang membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca isi resensi. Kelebihan yang disajikan penulis resensi hanya pada lingkup isi sedangkan lingkup lainnya belum tampak, seperti pada lingkup bahasa atau lainnya. Tidak ada perbandingan dengan buku lain yang dapat memberikan informasi bagi pembaca bahwa buku ini recommendable. Detil informasi penting tambahan tentang buku dan penulis buku belum tampak pada resensi di atas. Belum ada kesan buku yang dapat diterima oleh pembaca, karena kurang adanya arahan dan gambaran yang jelas dari penulis. Secara keseluruhan resensi buku ini harus lebih disempurnakan, agar calon pembaca buku tersebut tertarik dan yakin untuk membaca konten buku secara lengkap.
BalasHapusIndi, Roro Jonggrang itu bukan cerita sejarah. Cerita sejarah yang diminta pada K13 adalah novel yan berlatar sejarah--sejarahnya faktual-dibumbui cerita fiktif.
BalasHapusPuisi reflektifnya bagus.
Teruslah membaca n berkarya, jangan lupa dicermati ejaan dan tanda bacanya!
Mana refleksi yang berupa artikel? hem, kurang cermat ya?
BalasHapus