Senin, 15 Mei 2017

Indi Aslihah

Tugas 1



Buku               : Jatuh Cinta Tak Pernah Salah
Penulis             : @NegeriAkhirat (Arum LS)
Penerbit           :Qultum Media
Tahun terbit     : Agustus 2016  
           
MENCINTAI DENGAN SYAR’I
’’Bukan perkara siapa cepat dia dapat, tapi tentang caea Allah mempertemukan dengan cara dan waktu yang tepat. Dan bukan perkara aku ingin memilikimu dengan utuh, tapi tentang terus menerus mencintaimu dengan cara yang paling tulus, memaafkan tanpa memandang waktu, bersabar dalam setiap khilaf yang selalu kita bentuk, dan mengikhlaskan kehidupan bersamamu dalam balutan lika-liku”
Kisah-kisah cinta yang luar biasa yang tidak hanya indah, tapi juga dibingkai syari’at, yang dialami oleh orang-orang soleh tidak hanya mengetuk kesadaran para pembaca tentang makna cinta yang sesungguhya.  Memberikan gambaran-gambaran cinta yang dibimbimng dengan dasar agama melalui kisah-kisahnya. Hal ini menjadi  bahan pertimbangan bagi pembaca, bahwa sebuah hubungan yang tidak didasari dengan syarii;at hanya akan menambah tabungan dosa saja.
Salah satu kisah cinta yang ditulis adalah kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah. Keinginan Sayyidina Ali untuk melamar putri Rasulullaah menemui rintangan, sebab beliau tidak memiliki uang untuk membeli mahar. Sampai pada suatu ketika Sayyidina Ali memberanikan diri untuk datang . lamaran Sayyidina Ali pun diterima  dengan baju besi  miliknya sebagai  mahar.Cinta Sayyidina Ali kepada Sayyidatina Fatimah tak memberikan banyak janji.
Buku ini sangat menarik dibaca dengan kisah-kisah inspiratif di dalamnya dan pesan-pesan yang disampaikan secara halus oleh penulis melalui kisah-kisah para orang-orang soleh. Bukunya dikemas dengan sangat menarik, hal ini membuat pembaca tidak merasa bosan saat membaca buku ini.Buku yang menarik untuk dibaca anak remaja setingkat SMA dan Mahaiswa ini relatif mahal bagi mereka.




REFLEKSI BUKU
“JATUH CINTA TAK PERNAH SALAH”
Adam, kalu pertemuan kita memang sudah terjadwalkan
Aku tak keberatan jika kini
Harus menmbah tabungan kesabaran.
Tuntaskan saja dulu kesukaanmu,
Bahtsul masa’il
Menyelami balaghoh
Menelikuri kalam-kalam Allah
Sebab memanduku tak cukup dengan materi saja

Adam,
Jatuh cinta tak pernah salah
Mungkin kini hatimu sudah tertaut pada gadis soleha
Tak perlu menghawatirkanku berlebihan,
Sebab dalam jarak yang Ia ciptakan
Sudah sepantasnya ada rindu yang berat di emban
Lalu kau mencoba membabatnya dengan berlabuh pada puan-puan cantik
Yang duduk di teras-teras sambil lalaran
Hafalan,

Adam,
Jatuh cinta tak pernah salah, memang
Sebab itu, aku berharap kaupun menabung kesabaran
Sampai jadwal pertemuan kita didatangkan
Saat rasa sepi dan meremang itu datang,
Yakinlah, kau tak sepenuhnya sendirian.
Satu orang lain di luar sanapun sedang berjuang menjaga perasan
Aku, misalnya.



Tugas 2



Roro Jonggrang

Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.

Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.

Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.

Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.

Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.

Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.

“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.

Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.

Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.

Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.

Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.

Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.

Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.

Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”

Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.

Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.

Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”

Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
            Analisis
A.    Struktur Teks Cerita Sejarah
1.      Orientasi
Paragraf 1 dan 2
Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.

Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
2.      Komplikasi
paragraf 3-14
Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.

Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.

Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.

Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.

“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.

Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.

Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
3.      Resolusi
Paragraf  15-23
Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.

Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.

Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.

Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.

Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”

Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.

Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.

Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
4.      Koda
paragraf 24
Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
B.     Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
CIRI BAHASA
BUKTI
1.      Terdapat adanya unsur kata ganti (pronomina)
Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka
Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya
2.      Terdapat kalimat atau kata-kata yang mengandung dan menunjukan suatu unsur peristiwa / kejadian (frasa adverbial)
1.      Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka
2.      Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
3.      Terdapat kata kerja material (verba material)

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
4.      Terdapat kata penghubung (konjungsi) temporal.
1.      Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.
2.         Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.






Tugas 3




Buku               : Jatuh Cinta Tak Pernah Salah
Penulis             : @NegeriAkhirat (Arum LS)
Penerbit           :Qultum Media
Tahun terbit     : Agustus 2016             
MENCINTAI DENGAN SYAR’I
’’Bukan perkara siapa cepat dia dapat, tapi tentang caea Allah mempertemukan dengan cara dan waktu yang tepat. Dan bukan perkara aku ingin memilikimu dengan utuh, tapi tentang terus menerus mencintaimu dengan cara yang paling tulus, memaafkan tanpa memandang waktu, bersabar dalam setiap khilaf yang selalu kita bentuk, dan mengikhlaskan kehidupan bersamamu dalam balutan lika-liku”
Kisah-kisah cinta yang luar biasa yang tidak hanya indah, tapi juga dibingkai syari’at, yang dialami oleh orang-orang soleh tidak hanya mengetuk kesadaran para pembaca tentang makna cinta yang sesungguhya.  Memberikan gambaran-gambaran cinta yang dibimbimng dengan dasar agama melalui kisah-kisahnya. Hal ini menjadi  bahan pertimbangan bagi pembaca, bahwa sebuah hubungan yang tidak didasari dengan syarii;at hanya akan menambah tabungan dosa saja.
Salah satu kisah cinta yang ditulis adalah kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah. Keinginan Sayyidina Ali untuk melamar putri Rasulullaah menemui rintangan, sebab beliau tidak memiliki uang untuk membeli mahar. Sampai pada suatu ketika Sayyidina Ali memberanikan diri untuk datang . lamaran Sayyidina Ali pun diterima  dengan baju besi  miliknya sebagai  mahar.Cinta Sayyidina Ali kepada Sayyidatina Fatimah tak memberikan banyak janji.
Buku ini sangat menarik dibaca dengan kisah-kisah inspiratif di dalamnya dan pesan-pesan yang disampaikan secara halus oleh penulis melalui kisah-kisah para orang-orang soleh. Bukunya dikemas dengan sangat menarik, hal ini membuat pembaca tidak merasa bosan saat membaca buku ini.Buku yang menarik untuk dibaca anak remaja setingkat SMA dan Mahaiswa ini relatif mahal bagi mereka.





SIHIR SAKTI SANG PENULIS
RESENSI
Oleh: Nila Ayati Nuzula (160211601854)


Penulis             : Brili Agung
Tahun terbit     : Januari 2017
Judul                : Kitab Penyihir Aksara
Kota terbit       :Pejanten Barat, Jakarta Selatan
Penerbit            : Inspirator Academy Publisher House
Tebal buku       :246 halaman

Patahhati bagi penulis adalah momen yang dicari. Karena bagi penulis, patah hati akan berbuah royalti”
Aksara dalam kitab ini dituliskan bukan hanya untuk dibaca. Lebih penting dari itu,tulisan buku ini harus dipraktikkan. “Kitab Penyihir Aksara” ditulis oleh Brili Agung, seorang penulis awam yang berpacu menulis buku sebagai mahar pernikahannya dan melunasi hutang ibunya. Melalui karyanya, ia memberikan energi bagi pembaca untuk segera menuliskan buku sebagai amalan di dunia. Brili adalah seorang mentor menulis yang memiliki prinsip bahwa sebagus apapun isi sebuah buku, jika penulisnya belum membuktikan sesuatu yang dia tulis, baginya itu adalah sampah. Seorang penulis haruslah bertanggung jawab terhadap apa yang ia tulis. Sehingga buku yang ia tuliskan terilhami dari apa yang telah dia buktikan. Isi buku ini telah diterapkan dalam berbagai pelatihan menulis yang dimentori olehnya. Selama 2 tahun, ia sudah menjadi mentor di 23 angkatan Bikin Buku Club dan 14 Angkatan Mentoring Menulis Online. Dan selama 2 tahun itu pula penulis yang memiliki wajah tampan ala Asia ini, berhasil menerapkan metodenya hingga akhirnya telah lahir 500 lebih alumni yang sekarang menjadi penulis dan lebih dari 50% karyanya telah diterbitkan. Para peserta mentoring berasal dari berbagai usia dan berbagai profesi. Sehingga mereka menuliskan bermacam hal sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Jelas buku ini memiliki kualitas yang lebih unggul daripada buku panduan menulis lainnya karena metode yang dituliskan telah teruji kenyataannya, terbukti dengan hasil karya dari para penulis – peserta mentoring menulis.
Menulis merupakan suatu kegiatan refleksi diri yang bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Banyak orang mengatakan bahwa menulis itu memerlukan ide cemerlang dan kemampuan untuk me-nyampaikannya melalui tulisan. Sebaliknya, Brili mengajak pembaca untuk mengubah mindset tersebut. Ia mengatakan bahwa menulis adalah hal sederhana yang dapat dibangun dengan sebuah kemauan dan usaha. Karena tulisan yang baik itu dihasilkan melalui proses berlatih bukan selalu karena  kemampuan. 
Kitab Penyihir Aksara menjelaskan tentang jurus-jurus yang digunakan untuk menuliskan buku. Mulai tahap penyusunan minat dan niat hingga cara menerbitkan buku best seller. Kekuatan aksara buku ini mampu meyakinkan pembaca bahwa manusia dengan profesi apapun–dokter, guru, petugas keamanan, artis, maupun politikus– dapat mencipta tulisan menjadi sebuah buku. Menulis merupakan investasi harta dunia sekaligus sebagai investasi akhirat karena menulis merupakan usaha dalam mewariskan ilmu yang diikat dengan kata. Itulah yang membuat seorang penulis abadi selamanya. Sedangakan pahala dari pendistribusian ilmu tersebut termasuk pahala yang tidak pernah terputus.
Metode kepenulisan yang disampaikan oleh Brili Agung terbagi kedalam empat bagian. Pertama, mencari purnama. Kedua,melakukan ritual. Ketiga, menggunakan mantra.
Bagian pertama – mencari purnama. Purnama yang dimaksud dalam buku ini adalah dorongan seseorang agar mau menulis. Dorongan atau motivasi ini dapat diperoleh dari keinginan diri sendiri maupun orang lain. Ada 7 purnama atau motivasi yang dituliskan sebagai subjudul buku ini, yaitu agar tetap waras, legacy, kebahagiaan orang tersayang mana yang kau dustakan?, rise above the crowds,tetap muda tanpa celaka, dunia yang lebih baik, kaya hati, kaya imajinasi, dan kaya materi. Dalam 7 subjudul tersebut pembaca sudah dapat menggambarkan isinya, bukan?
Bagian kedua–melakukan ritual. Dalam bagian ini ada suatu hal wajib yang harus dilakukan oleh seorang penulis. Baik pemula maupun yang sudah mahir. Ritual yang harus dilakukan adalah membaca, asah kemampuan menulis dengan menulis apa saja dimanapun dan kapanpun, akrab dengan kata-katasehingga penulis mampu memainkannya, pasang di media sosial yang sedang marak akhir-akhir ini agar dunia tahu tentang Anda, menyerap energi sekitar guna ditumpahkan dalam bentuk tulisan, dan ritual yang terakhir adalah isi, serta nikmati hidupmu.
Bagian ketiga–menggunakan mantra. Mantra yang dimaksud dalam buku ini adalah hal-hal “ajaib” yang membuat tulisan menjadi lebih hidup dan bermakna. Hal “ajaib” itu adalah tips dalam kepenulisan. Bahkan dimuat juga teknik untuk menindaklanjutiterbitnya tulisan menjadi sebuah buku, film, atau dalam bentuk media lain. Jadi tunggu apa lagi untuk menjadi seorang penulis?
Buku ini memiliki kemampuan dan kelebihan dalam  menyihir pembaca untuk segera menuliskan buku sebagai investasi akhirat.Bahasa yang digunakan ringan yakni bahasa sehari-hari atau bahasa populer sehingga mudah bagi pembaca untuk memahaminya. Namun tidak sedikit bahasa filosofis yang terdapat dalam buku ini, sehingga Kitab Penyihir Akara juga cocok dibaca oleh kalangan intelektual. Motivasi yang diberikan dapat menggugah hati pembaca untuk berkarya dan terus berkarya. Kitab ini sama seperti buku panduan menulis lain yang menjelaskan tentang teori. Namun, ada hal yang berbeda. Teori yang diungkapkan kitab ini sesuai dengan pengalaman penulis. Sehingga tampak lebih detail urutannya serta mudah untuk pembaca mengikuti tahapan-tahapan tersebut secara langsung. Serta dilengkapi dengan contoh-contoh. Sehingga tergambar lebih jelas bagaimana cara menulis yang sesungguhnya. Sasaran buku ini adalah seluruh elemen masyarakat atas seluruh tingkatan usia. Sehingga tidak ada rasa malu bagi Bapak Ibu untuk membaca dan menerapkan isi buku yang memukau ini. Tidak ada lagi rasa ragu bagi orang tua untuk memberikan buku ini pada anak-anaknya agar mau untuk berkontribusi dalam bidang kepenulisan. Judul buku yang memikat, sampul menarikdengan warna hitam dan warna tulisangold bertema history of hery potter, memberikan kesan bahwa buku ini memiliki nilai magis yang harus dicoba oleh para pembaca. Apalagi isinya dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik.
Tidak dipungkiri bahwa buku ini masih memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. Masih dapat ditemui kesalahan cetak dan ejaan. Buku ini bukanlah buku murni yang mengajarkan metode. Artinya terdapat unsur promosi tentang program yang dirancang oleh penulis. Sehingga mempengaruhi ketidaknyamanan pembaca Kitab Penyihir Aksara.
Sudahkah kalian memiliki garansi tentang amalan yang akan terus mengalir saat meninggal nanti? Kitab inilah yang akan memandu pembaca untuk memiliki investasi dunia-akhirat. Karena, buku adalah warisan yang tidak akan lekang oleh zaman, sebuah manifestasi ilmu yang bermanfaat dan pahalanya pun akan mengalir selama-lamanya. Buku yang diterbitkan pada bulan Januari 2017 ini, hingga sekaang telah mencapai nilai penjualan lebih dari 1000 eksemplar. Sudahkah kalian memilikinya dan siap menjadi seorang penyihir aksara?













Menulis Teks Resensi
Aspek Penilaian
Kritis
Kreatif
Ada
Belum
Catatan
Judul
Judul resensi merupakan kesan/simpulan/ esensi/penilaian terhadap isi buku
Judul resensi berbeda dengan judul buku
Menggunakan pilihan-pilihan kata emotif bertenaga-mengajuk emosi- membuat pembaca tertarik
ü   


Pembuka resensi
Mengenalkan buku: judul, pengarang, kepopuleran buku
Ada penilaian tentang kualitas buku
Ada perbandingan dengan buku lain
Ada klasifikasi
Gaya pengungkapan khas/unik
Mengutip salah satu ungkapan menarik dari buku
menggugah rasa ketertarikan pembaca
ü   


Sinopsis dan detil/informasi tambahan
Mencerminkan keseluruhan isi buku
Simpulan yang padat makna
Ada detil/informasi tambahan
Gaya penyampaian unik/khas
Menggunakan pilihan-pilihan kata emotif bertenaga
ü   


Penilaian
Penilaian kelebihan
Penilaian kekurangan buku dari berbagai aspek: isi, bahasa, gaya pengungakapan, kekhasan
Membandingkan dengan karya lain
mengklasifikasi

Gaya penyampaian unik/khas
Menggunakan pilihan-pilihan kata emotif bertenaga
ü   

Belum ada buku pembanding yang ditulis
Penutup
Ada kesan,simpulan, atau rekomendasai
Gaya penyampaian unik/khas
Menggunakan pilihan-pilihan kata emotif bertenaga
ü   






Tugas 4



JURNAL REFLEKSI PERKULIAHAN

            Selama satu semester menempuh mata kuliah membaca teks nonilmiah/informatif yang diampu oleh Ibu Endah, banyak memeberikan wawasan  baru bagi saya. Karena berawal dari tuntutan membuat peta konsep dari 10 buku informatif yang mau tidak mau mengharuskan saya, sebagai mahasiswa beliau untuk membaca buku tersebut. Dari buku buku yang saya baca tersebut, saya banyak menemukan hal-hal baru, informasi baru yang sebelumnya tidak saya mengerti. Ada lagi tugas menganalisis struktur dan isi cerita sejarah yang membuat saya kembali mengenang cerita yang sering saya dengar atau lihat di televisi.



3 komentar:

  1. Judul resensi penulis kurang menarik. Bagian awal resensi belum mengenalkan profil buku dan penulis secara singkat dan padat makna. Sebagian isi resensi merupakan isi buku, namun konten yang disajikan belum bersifat menyeluruh dan lengkap. Kata emotif belum banyak digunakan padahal kata emotif lah yang membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca isi resensi. Kelebihan yang disajikan penulis resensi hanya pada lingkup isi sedangkan lingkup lainnya belum tampak, seperti pada lingkup bahasa atau lainnya. Tidak ada perbandingan dengan buku lain yang dapat memberikan informasi bagi pembaca bahwa buku ini recommendable. Detil informasi penting tambahan tentang buku dan penulis buku belum tampak pada resensi di atas. Belum ada kesan buku yang dapat diterima oleh pembaca, karena kurang adanya arahan dan gambaran yang jelas dari penulis. Secara keseluruhan resensi buku ini harus lebih disempurnakan, agar calon pembaca buku tersebut tertarik dan yakin untuk membaca konten buku secara lengkap.

    BalasHapus
  2. Indi, Roro Jonggrang itu bukan cerita sejarah. Cerita sejarah yang diminta pada K13 adalah novel yan berlatar sejarah--sejarahnya faktual-dibumbui cerita fiktif.

    Puisi reflektifnya bagus.

    Teruslah membaca n berkarya, jangan lupa dicermati ejaan dan tanda bacanya!

    BalasHapus
  3. Mana refleksi yang berupa artikel? hem, kurang cermat ya?

    BalasHapus