Jumat, 12 Mei 2017

VIDIYA SAFITRI

Tugas 1: menulis teks refleksi multimoda

download.jpg 
    Judul buku                  : Panduan Mudah Mengarang untuk SD
    Identitas Buku
    Nama Pengarang         : Zizi Hefni
    Nama Penerbit             : DIVA Press
    Ketebalan Buku          : 119 halaman
    Tahun Terbit                : 2012

    Catatan Tentang Kredibilitas Buku
Buku ini ditulis oleh Zizi Hefni. Dalam buku ini tidak ditulis tentang biografi penulis. Saya meragukan kredibilitas buku ini sebab tidak ada biografi penulis. Biografi penulis sangat penting keberadaannya untuk mengetahui informasi tentang penulis buku. Ketika sebuah buku tidak ada biografi penulisnya maka sangat wajar jika pembaca meragukan kredibilitasnya sebab pembaca tidak mengetahui apakah penulis ahli dalam bidang yang ditulisnya atau tidak.

Ikhisar
Buku ini berisi tentang langkah-langkah mengarang untuk anak usia sekolah dasar. Dalam buku ini penulis membagi kedalam beberapa bab. Pada bab pertama, penulis menyajikan judul Mengenal Dunia Kepengarangan. Dalam bab tersebut penulis mencoba mengenalkan kepada pembaca tentang apa itu mengarang. Kemudian penulis menerangkan modal apa saja yang harus dimiliki seorang pengarang. Keberanian harus hadir pada jiwa sang pengarang. Keberanian tersebut tidak hanya mencakup niat yang kuat untuk menuliskan sesuatu tetapi juga keberanian untuk memberitahukan tulisan kepada orang lain (publishing) dan menerima kritik dari orang lain. Selain keberanian pengarang harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Dalam poin kedua ini, pengarang dituntut menjadi pribadi yang gemar membaca karena wawasan dan pengetahuan sangat erat kaitannya dengan kebiasaan gemar membaca. Ketekunan juga menjadi modal penting yang harus dimiliki oleh seorang pengarang. Dengan tekun, seseorang membuktikan bahwa dia tidaklah setengah-setengah. Pada bagian akhir dari bab ini, penulis menerangkan tentang jenis-jenis karangan dan kriterianya. Ada 2 jenis karangan, yaitu fiksi dan nonfiksi. Fiksi merupakan karangan yang bersifat imajinatif dan subyektif. Yang meliputi cerpen, novel, dan puisi. Nonfiksi merupakan karangan yang tidak imajinatif, dalam karangan nonfiksi terdapat unsur yang biasa disebut 5W 1H (what, where, why, when, who, dan how). Karangan nonfiksi meliputi opini, berita, dan resensi.
Pada bab kedua penulis memberi judul Membuat Karangan. Penulis memaparkan apa saja langkah-langkah untuk mengarang. Yang pertama adalah pengangkatan tema. Dalam mengangkat tema sebaiknya pengarang memilih tema yang dikuasai. Supaya dalam penggarapannya tidak menyulitkan pengarang. Yang kedua adalah penyusunan kerangka karangan. Pembuatan kerangka karangan bertujuan supaya karangan lebih terarah. Penulis memaparkan bagian-bagian dari karangan nonfiksi yang meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup untuk teks opini. Judul berita, teras berita, dan isi berita untuk teks berita. Bagian pembuka, kekurangan dan kelebihan buku, serta kesimpulan buku untuk teks resensi. Bagian-bagian yang harus diperhatikan pada proses mengarang sebuah teks fiksi yaitu penciptaan konflik, alur, dan penentuan tokoh untuk cerpen dan novel. Memperhatikan pemilihan kata (diksi), rima, dan bahasa kias untuk penulisan puisi.
Kemudian pada bab ketiga pengarang memberi judul Editing. Dalam bab ini pengarang menginformasikan apa tujuan editing, cara mengedit yang baik, dan bagian-bagian mana yang perlu diperhatikan pada proses editing. Adapun cara mengedit yang baik antara lain melakukan pembacaan berulang-ulang yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kedalaman emosi, seberapa matang data dan pengetahuan, dan seberapa tertib alur tulisan. Kemudian meminta penilaian dari orang lain dan mendiskusikannya dengan pembimbing. Barulah membuat peta kekurangan supaya lebih mudah memperbaiki karangan tersebut. Bagian-bagian yang harus diperhatikan yaitu kalimat yang terlalu panjang, kalimat pasif dan tidak baku, tanda baca, salah ketik, dan pengulangan kata. Pada bab penutup atau bab keempat ini penulis memberi judul Publishing. Penulis memaparkan apa saja media yang cocok untuk memamerkan karya seorang pengarang pemula seperti mading sekolah, blog, dan media online. Penulis juga menyertakan apa saja persiapan yang diperlukan seorang pengarang jika ingin mengirim hasil karyanya pada sebuah majalah seperti menyiapkan biodata dan mengikuti proses pengiriman, tak lupa juga harus memperhatikan media apa yang tepat untuk karya pengarang. Dalam artian lain, pemilihan media yang tepat mempengaruhi tingkat atau jumlah pembaca.

Nilai-Nilai
Jika dilihat dari segi isinya buku berjudul Panduan Mudah Mengarang untuk SD karya Zizi Hefni ini memang sekedar menunjukkan bagaimana memperkenalkan dunia kepengarangan dan membelajarkan mengarang untuk anak usia sekolah dasar. Namun cara-cara yang disajikan oleh penulis berbeda dengan cara-cara kebanyakan guru saat memebelajarkan mengarang sewaktu kita masih berada di tingkat sekolah dasar. Zizi melalui bukunya menyadarkan para guru sekolah dasar bahwa cara yang mereka ajarkan selama ini salah. Dan jika kita gali lebih dalam lagi kebanyakan guru menggunakan cara yang pada akhirnya mengakibatkan terbatasnya daya imajinasi siswanya. Kekreatifitasan siswa menjadi terbatas karena guru yang selalu membatasi ruang gerak mereka dengan menyodorkan tema-tema tertentu dalam tugas mengarang yang diberikan. Padahal tidak semua tema yang disodorkan dikuasai dengan baik oleh para siswanya.

Refleksi
Menemukan cara yang lebih efektif untuk mengajarkan mengarang bagi anak SD dan mengganti cara yang selama ini dianggap benar. Seorang anak apalagi masih kecil ia akan sulit diajarkan mengarang karena minat anak SD terhadap hal kepengarangan masih kurang dan adanya cara yang kurang menarik juga dari pihak mengajar. Oleh karena itu buku ini hadir sebagai refleksi untuk para pengajar khususnya dalam mengajarkan menulis agar senantiasa bebenah diri dalam memakai metode-metode pengajaran.

Contoh artikel reflektif

Bebenah Cara Pandang yang Salah dalam Hal Kepengarangan
oleh: Vidiya Safitri

“Mengarang merupakan kegiatan edukatif yang menyenangkan” begitu yang dituliskan Zizi Hefni dalam bukunya yang berjudul Panduan Mudah Mengarang untuk SD. Namun tak menutup kemungkinan bahwa bagi beberapa orang mengarang merupakan kegiatan yang membosankan. Bahkan untuk beberapa kalangan, anak usia sekolah dasar misalnya pelajaran mengarang selalu menghantuinya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya cara yang salah dalam mengenalkan dunia kepangarangan kepada siswa. Sebagian besar guru selalu membatasi ruang kreativitas siswanya. Sehingga banyak siswa yang akhirnya malah membenci pelajaran mengarang karena mereka merasa seperti dipenjarakan.
Seperti apa yang disampaikan oleh Seno Gumira Ajidharma melalui cerpennya yang dimuat di harian kompas, 5 Januari 1992 yang berjudul tentang Pelajaran Mengarang, dalam cerpen tersebut menceritakan tentang gejolak batin tokoh Sandra yang tak bisa menulis sepatah katapun saat pelajaran mengarang karena judul yang ditawarkan oleh ibu guru Tati tidak pernah sanggup ia kuasai. “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”, dan “Ibu”. Ketiga judul tersebut tidak pernah bisa ia kuasai karena Sandra tidak pernah menemukan apa itu keluarga dalam hidupnya. Sandra hanya memiliki gambaran sebuah rumah yang berantakan. Untuk judul “Ibu” saja yang sangat sederhana Sandra tak dapat mengarang. Sampai pada detik-detik terakhir, hasil karangan itu harus dikumpulkan dan Sandra hanya menuliskan “Ibuku seorang pelacur.” Dari cerpen tersebut memberikan bukti bahwa cara guru dalam membelajarkan mengarang selama ini salah. Kebanyakan guru memaksakan siswanya berpikir sesuai keinginan gurunya. Padahal dalam buku Panduan Mengarang untuk SD karya Zizi tersebut disarankan dalam membuat sebuah karangan haruslah menguasai topik yang akan dibahas terlebih dahulu. Jika melihat kasus Sandra dalam cerpen tersebut jelas hal itu akan memangkas kreatifitas anak. Karena anak akan merasa dibatasi oleh judul-judul yang ditawarkan, mereka tidak dapat menulis sesuai keinginannya.
Selain penguasaan materi yang akan dipilih untuk dijadikan bahan mengarang, ada beberapa hal lain yang juga harus mendapat perhatian. Yaitu kesalahan yang terjadi pada proses editing. Acap kali kita salah terka saat melakukan proses editing. Mengedit karangan bukan berarti merubah atau memperbaiki cerita atau konsep karangannya melainkan memperbaiki tulisan yang salah. Supaya dalam karangan tidak ada kekurangan dalam tulisan yang nantinya bisa mengganggu pembacaan atau malah menimbulkan penafsiran yang salah. Oleh karena itu sebelum melakukan proses editing sebaiknya memahami terlebih dahulu tujuan editing dan apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan editing.
Berbicara masalah dunia kepengarangan memang tak akan pernah ada habisnya. Banyak cara yang kita anggap tepat dan hal-hal yang kita anggap sepeleh ternyata salah dan sangat mempengaruhi hasil sebuah karangan. Oleh karena itu jika kita ingin menjadi seorang penulis yang hebat dan memiliki karya-karya yang mengagumkan jangan mudah puas akan sebuah pencapaian. Karena ketangguhan seorang penulis akan terlihat ketika hasil karyanya mampu menginspirasi banyak orang. Menulislah maka kau akan hidup selamanya.

Puisi reflektif

Biarkan Pena Menari

Biarkan penamu menari
menciptakan huruf-huruf
lalu menjadi rentetan kata penuh makna

Biarkan penamu menari
menciptakan tanda-tanda untuk dipahami

Menulislah
sebab tulisan mampu mewakili sebuah kejadian

Tugas 2: menganalisis struktur isi dan ciri bahasa teks deskriptif

Tari Saman

Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
Diolah dari sumber Tari Saman (2010), karya Ridhwan Abd. Salam, Tangerang: Wahana Bina Prestasi


1.      Analisis Struktur Teks
Struktur Teks
Contoh
Identifikasi
Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untukPelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011.
Klasifikasi
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari.
Deskripsi Bagian
Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.

2.      Analisis Ciri Bahasa
Ciri Bahasa
Contoh
Menggunakan kata benda
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.
Mengandung kata kerja transitif untuk memberikan informasi subjek
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan
Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan tentang objek
Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala
Banyak ditemukan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.


Menara Eiffel

Menara Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia. Dinamai sesuai nama perancangnya, Gustave Eiffel.
Menara Eeiffel dibangun pada tahun 1887 dan selesai pada tahun 1889. Tingkat pertama dan kedua dapat diakses dengan tangga dan lift. Sebuah loket tiket di menara selatan menjual tiket ke anak tangga yang dimulai di tempat itu.
Di platform pertama tangga menaik dari menara timur dan pertemuan tingkat ketika hanya dapat diakses dengan lift. Dari platform pertama atau kedua tangga dibuka bagi semua orang yang naik dan turun tergantung apabila mereka telah membeli tiket lift atau tiket tangga. Jumlah anak tangga 9 ke loket tiket di dasar, 328 ke tingkat pertama, 340 ke tingkat kedua dan 18 ke platform lift di tingkat kedua. Ketika keluar lift di tingkat ketiga terdapat 15 anak tangga naik menuju platform pengamatan atas. Jumlah anak tangga dituliskan secara bertahap di sisi tangga untuk memberikan tanda tangga naik. Kebanyakan tangga naik memberikan pemandangan langsung ke bawah atau sekitar menara meskipun beebrapa anak tangga pendek tertutup. Struktur besi Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen nonbesi berbobot 10.000 ton. Struktur ini memiliki tinggi 325 m (1.063 kaki)
1.      Analisis Struktur
Struktur
Contoh
Identifikasi
Menara Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia. Dinamai sesuai nama perancangnya, Gustave Eiffel.
Klasifikasi
Menara Eeiffel dibangun pada tahun 1887 dan selesai pada tahun 1889. Tingkat pertama dan kedua dapat diakses dengan tangga dan lift. Sebuah loket tiket di menara selatan menjual tiket ke anak tangga yang dimulai di tempat itu.
Deskripsi Bagian
Di platform pertama tangga menaik dari menara timur dan pertemuan tingkat ketika hanya dapat diakses dengan lift. Dari platform pertama atau kedua tangga dibuka bagi semua orang yang naik dan turun tergantung apabila mereka telah membeli tiket lift atau tiket tangga. Jumlah anak tangga 9 ke loket tiket di dasar, 328 ke tingkat pertama, 340 ke tingkat kedua dan 18 ke platform lift di tingkat kedua. Ketika keluar lift di tingkat ketiga terdapat 15 anak tangga naik menuju platform pengamatan atas. Jumlah anak tangga dituliskan secara bertahap di sisi tangga untuk memberikan tanda tangga naik. Kebanyakan tangga naik memberikan pemandangan langsung ke bawah atau sekitar menara meskipun beebrapa anak tangga pendek tertutup. Struktur besi Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen nonbesi berbobot 10.000 ton. Struktur ini memiliki tinggi 325 m (1.063 kaki)

2.      Analisis Ciri Bahasa
Ciri Bahasa
Contoh
Menggunakan kata benda
Struktur besi Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen nonbesi berbobot 10.000 ton
Mengandung kata kerja transitif untuk memberikan informasi subjek
Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia
Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan tentang objek
Menara Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris.
Banyak ditemukan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia.

Tugas 3: Menulis resensi dan mengomentari resensi milik teman


images.jpgJudul                : Stop Belajar!!! Kalau Ingin Pintar
Penulis             : Tendi Krishna Murti
Penerbit           : Bestari
            Terbitan           : Januari 2012
Tebal               : 240 hlm.


Buat Apa Sih Belajar?

            Stop  Belajar!!! Kalau Ingin Pintar, judul buku yang sangat menyihir, ekstrem, dan penuh makna. Namun judul tersebut dapat menyesatkan jika hanya dibaca dengan mata telanjang. Ngapain sih kita harus belajar? Mungkin sebagian dari kalian menjawab “Ya untuk mencari pekerjaan lah” atau “Supaya pinter” mungkin juga “Tuntutan zaman”. Jawaban yang sangat biasa bukan? Jika seperti itu jawabannya, mengapa masih banyak yang tidak sukses di sekolah? Mengapa masih banyak yang mendapat nilai kurang bagus? Menurut Tendi Krishna dalam bukunya tersebut, ada tujuh masalah mengapa kita sudah belajar tapi nilai kita belum mendapat yang terbaik. Yang pertama, adanya anggapan bahwa belajar itu tidak enak. Yang kedua, metode belajar yang salah. Yang ketiga, tidak percaya diri. Yang keempat, tidak mempunyai target. Yang kelima, tidak ada afirmasi. Yang keenam, tidak ada motivasi. Yang terakhir, kurang berdoa.
             Otak kita diciptakan oleh Tuhan dengan potensi yang sama cerdasnya seperti Einstein. Tetapi mengapa kita tidak secerdas Einstein? Karena memakai cara yang berbeda maka hasilnya pun juga berbeda. Perbedaan yang mendasar antara seorang jenius dengan orang yang biasa-biasa saja adalah cara mereka dalam menggunakan dan terus memperbarui otak mereka. Sementara orang yang biasa, mereka hanya menggunakan otaknya tanpa memperhatikan pola yang seharusnya mereka kembangkan sebagaimana si jenius menggunakannya. Tendi Krishna mengajak pembaca untuk menemukan cara belajar yang efisien dan ampuh. Ada beberapa tips yang ditawarkan dalam buku ini. Yang pertama, selalu melakukan sesuatu lebih dari apa yang dilakukan orang lain. Yang kedua, proaktif. Yang ketiga, bertanggung jawab seratus persen terhadap apa yang kamu lakukan. Yang keempat, tunda kenikmatan. Yang kelima, cintailah apa yang kamu kerjakan. Yang keenam, integritas. Yang ketujuh, komitmen 100%. Yang kedelapan, mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Yang kesembilan, memaafkan diri sendiri.
            Jika pada umumnya judul sebuah buku telah mewakili isi bukunya, namun hal tersebut tidak berlaku bagi buku yang ditulis oleh Tendi. Justru isi buku ini bertolak belakang dengan judulnya. Walaupun judul buku tersebut Stop Belajar!!! Jika Ingin Pintar tetapi isi bukunya tidak menyuruh pembaca untuk berhenti belajar dalam artian yang sebenarnya, melainkan mengajak pembaca berhenti dari kebiasaan atau cara belajar yang salah dan menemukan cara belajar yang efektif. Setelah terpana melihat judul tersebut, pembaca akan disuguhi keunikan lain dari buku ini ketika membuka bukunya. Pada awal bab terdapat judul subbab yang unik dan belum pernah ada dalam buku mana pun. “Cara Menggunakan Buku Ini” begitulah penulis memberi judul pada subbab di bab pertama. Seolah-olah buku ini harus mendapat perlakuan khusus (cara membaca) yang berbeda dari buku yang lain. Tidak hanya judulnya, isi dari buku ini juga menarik dan informatif. Penulis memotivasi pembaca melalui pengalaman beberapa tokoh dunia yang jenius seperti Albert Einstein, Edison, Wibur Wright dan Oliver Wright. Uniknya lagi penulis menyertakan materi yang membahas otak dan fungsinya. Jarang sekali ditemukan buku motivasi yang mnyertakan hal demikian, karena biasanya buku-buku motivasi hanya menunjukkan tips-tipsnya langsung tanpa memberi pengetahuan kepada pembaca apalagi yang sifatnya teori seperti ini.
            Disamping kelebihan-kelebihannya tersebut buku ini juga memiliki kekurangan seperti terdapat dua bab yang memiliki judul berbeda namun sebenarnya kedua bab tersebut memiliki isi yang hampir sama. Hal tersebut membuat pembaca bingung dan terkesan berbelit-belit. Namun bukan hanya karena kekurangannya yang secuil itu maka menurunkan kualitas buku ini. Jika kalian malas belajar atau merasa sudah belajar tapi nilai masih saja jeblok atau mungkin ingin menemukan cara-cara belajar yang ampuh dan efektif, saya rekomendasikan membaca buku karya Tendi Krishna Murti ini.

Mengomentari resensi milik teman

Merajut Asa dengan Taat yang Meneduhkan Jiwa
Ary Kusuma Wardhani

Kartini berdiri teguh sampai sekarang, jangan dipandang remeh karena kita semua berkasih. Merdeka atas diri sendiri, temukan ajaibnya kekuatanmu untuk sekitarmu. Mencari ilmu sambil berdakwah akan membawa berkah! Nikmat dunia, indah menjemput surga. Takdir kita adalah penyayang, penyabar, penjaga yang siaga, dan penyejuk rumah dikala sang tuan kembali pulang. Temukan keajaibanmu seperti atau bahkan lebih dari milikku di buku ini, sekarang juga!

            “Begitu istimewanya wanita hingga surga disandingkan di telapak kakinya. Hingga Islam muliakan ia sebagai perhiasan terbaik di dunia. Saat iman menjadi muara jiwa, takwa menjadi pakaiannya, dan salihah menghias akhlaknya. Maka tersenyumlah wahai muslimah mulia karena hadirmu di dunia menjadi penyejuk mata, baktimu mengharumkan bangsa, lembut tanganmu membangun generasi mulia, jernih imanmu ‘kan menghantarkanmu menjadi bidadari surga”
            Tidak akan ada selesainya apabila membahas tentang seorang wanita. Wanita memiliki segudang rahasia untuk menutupi kerapuhannya, sedikit saja ia mudah tersentuh dan luluh. Bagaimanapun kondisi pada zaman yang dinamis ini, akan membentuk karakter diri dari seorang wanita yang tentu kodratnya sebagai penguat pribadi, pasangan hidup, keluarga, hingga bangsa dan Negaranya. Wanita memiliki segala cara untuk dapat mempertahankan nalurinya, menjadikan ia tidak dipandang sebelah mata oleh lawan jenisnya, menuntut santun  dalam pergaulan hingga ia mengejar prestasi sampai kancah internasional serta membangun keluarga sakinah.
            Perbaikan, kebaikan, dan takwalah yang menentukan kedudukan muslimah di sisi Allah ta’ala. Tanpa disadari di satu titik diri ini menjelma menjadi awe-inspiring muslimah, shalihat menghias takwa, berkarya dalam kerja nyata, dan bermanfaat untuk sesama! Menjadi wanita tidaklah sekadar berkubang pada peran domestik (dapur dan kamar) tetapi dapat berbuat lebih daripada umumnya. Hal itulah yang ditunjukkan oleh Dewi, penulis buku yang sangat menginspirasi kaum hawa untuk dapat menemukan keajaiban pada dirinya sendiri. Buku yang terbit Januari 2017 ini adalah buku perdananya. Meskipun begitu, isi dari buku ini tidak kalah dengan penulis andal lainnya.
            Pengalaman akademik dan non-akademiknya mengantarkannya menjadi wanita muda yang memiliki banyak prestasi sehingga Allah menjadikan London sebagai tempat pendidikan sarjana doktoral secara cuma-cuma. Bukan hanya berprestasi saja, Dewi juga diamanahi Allah sebagai seorang ibu dan istri yang berkewajiban menentramkan keluarga kecilnya. Lantas bagaimana kisahnya yang tampak terukir manis? Tentunya tidak semanis orang memandang. Banyak kegagalan yang Dewi lalui. Namun Dewi selalu bangkit dan kuatkan diri untuk merajut asa sebaik-baiknya sedari muda. Sejak masa kuliahnya, Dewi dengan sungguh-sungguh menjadikan dirinya senantiasa berbenah menjadi lebih baik, serta memantaskan diri sembari menunggu datangnya laki-laki saleh yang meminangnya. Berbagai jalan untuk temukan semua keajaibanmu menjadi muslimah sejati yang menginspirasi, ada di sini.
            Ketika membaca buku ini, dari awal sudah sangat tergugah. Pertama, dimulai dengan sampul buku yang menarik dan lucu, apalagi jika warnanya sesuai dengan kesukaan banyak wanita pada umumnya (merah muda) membuat semakin menggelitik untuk terus dibaca. Kedua, saat membuka halaman awal semakin tertarik karena kertasnya berwarna penuh sehalaman. Ketiga, pembuka dari penulis yang disampaikan dengan indah, ketepatannya memilih diksi yang disajikan pengarang pada tulisannya membuat siapa pun yang membaca dengan mudah akan memahaminya. Keempat, isi buku yang sangat menginspirasi berasal dari pengalaman pribadi pengarang sehingga lebih mengena di hati pembaca. Kelima, adanya pembatas buku yang memudahkan pembaca untuk mengingat di mana terakhir membaca, ditambah desainnya yang lucu seperti pada sampul buku menambah semangat untuk membaca. Keenam, ukuran buku yang relatif lebih kecil daripada buku pada umumnya membuat buku menjadi unik dan tidak memakan banyak tempat.
            Kesempurnaan mutlak hanya dimiliki Sang Pencipta, maka dari itu buku ini tidaklah lepas dari ketidaksempurnaan. Penerbit kurang cermat dalam memilih kualitas kertas sampul yang meski memiliki desain dan motif kertas yang unik, sayangnya kertas sampul mudah mengelupas. Lalu, penjilidan yang kurang rapi membuat dahi sedikit mengerut ke atas. Namun secara keseluruhan buku ini wajib dibaca untuk semua wanita yang ingin menjadi pribadi yang lebih menginspirasi, tidaklah hanya terpatahkan oleh sampulnya tetapi lihat dahulu isinya. Selamat mengembara menemukan jati diri sebagai muslimah taat, hebat, dan berprestasi!

Komentar:

Judul yang menarik menjadikan resensi tersebut terlihat seperti artikel inspiratif yang menggoda untuk dibaca. Terlebih lagi, pada awal resensi tersebut dibuka dengan rentetan kata-kata indah seperti Kartini berdiri teguh sampai sekarang, jangan dipandang remeh karena kita semua berkasih, yang menarik hati dan membuat pembaca terperangah. Sinopsis ditulis dengan baik dan mewakili keseluruhan isi buku, namun saat penulis menutup bagian sinopsis terdapat kalimat Berbagai jalan untuk temukan semua keajaibanmu menjadi muslimah sejati yang menginspirasi, ada di sini, yang membuat pembaca menjadi penasaran dan ingin membaca buku tersebut. Beralih pada inti penulisan resensi, menyampaikan kelebihan dan kekurangan suatu buku, penulis menyampaikan semua kelebihan buku tersebut namun tidak mendeskripsikan dengan detai kelebihan tersebut. Penulisan kelebihan buku pada resensi tersebut terkesan seperti penulis hanya mendaftar kelebihan buku tidak menjelaskannya sehingga pembaca masih menerka-nerka, sulit untuk mengetahui persis bagaimana buku tersebut. Kemudian penulisan kekurangan buku juga kurang tepat. Penulis hanya menyebutkan kekurangan buku yang tampak pada fisik buku saja. Di penghujung resensi ini, penulis menggunakan kalimat Selamat mengembara menemukan jati diri sebagai muslimah taat, hebat, dan berprestasi! sebagai kalimat penutup yang kreatif.

Tugas 4: menulis jurnar refleksi perkuliahan membaca teks nonilmiah/informative

Lambaikan tangan kepada April dan katakan “selamat datang” kepada Mei  ̶  bulan yang penuh dengan malam-malam panjang. Tugas akhir bercucuran deras dan UAS menantang garang di depan mata mahasiswa Universitas Negeri Malang. Enam bulan terlewatkan dengan penuh rintangan dan perjuangan. Selama satu semester ini saya mendapat sembilan mata kuliah. Diantara mata kuliah yang berjejer tersebut saya berkenalan dengan satu mata kuliah yang mengatasnamakan dirinya sebagai membaca informatif. Kali pertama saya bertemu dengan mata kuliah Membaca Informatif, saya buru-buru disuguhi dengan tugas mingguan. Tugas itu adalah membaca satu buku informatif kemudian membuat peta konsep dan lima tipe pertanyaan yang meliputi pertanyaan pemahaman, analitik, aplikatif, evaluasi, dan apresiasi berdasarkan buku yang dibaca tersebut. Menurut saya itu tugas yang membosankan sebab saya kurang berminat membaca buku selain novel, namun demi memenuhi tugas mingguan saya rela membaca walaupun juga terkadang saya tidak membaca sepenuhnya.
Minggu demi minggu, buku demi buku, banyak meninggalkan sebuah pelajaran dan manfaat bagi saya. Salah satu manfaat yang saya dapatkan adalah saya mendapat informasi tentang suatu hal yang belum saya ketahui dan informasi itu sebenarnya saya butuhkan, seperti saat saya membaca buku berjudul Jurus Pamungkas Menembus Beasiswa Luar Negeri saya menjadi tahu apa saja yang harus dipersiapkan ketika ingin mendapat beasiswa ke  luar negeri. Selain membuat peta konsep dan lima pertanyaan dari buku yang telah dibaca, saya juga ditugaskan untuk membuat ikhtisar dan refleksi pun resensi buku. Saya merasakan ada manfaat yang diperoleh dari setiap tugas yang diberikan. Saat menulis resensi buku saya menjadi tahu apa saja hal yang harus dinilai dari sebuah buku selain aspek isi, saya juga dapat membenahi pola pikir yang salah mengenai penulisan judul yang harus sama dengan judul buku dan atau judul buku harus menggunakan awalan “Resensi buku… “. Perihal tugas menganalisis suatu teks deskripstif, mengingatkan saya kembali kepada pelajaran sewaktu saya masih duduk di bangku SMP. Saya juga belajar lebih dalam mengenai struktur kebahasaan teks deskriptif yang belum saya peroleh sepenuhnya sewaktu SMP.
Tugas paling hangat dan terbaru, menulis refleksi buku multimoda. Dari tugas tersebut saya belajar menyimpulkan isi dan apa pelajaran yang dapat dipetik dari suatu buku kemudian mentransformasikannya ke dalam artikel dan puisi. Saya rasa tidak ada kendala saat menulis artikel, tetapi saya jumpai banyak kendala saat menulis puisi. Saya sulit menemukan diksi-diksi yang tepat, tak handal dalam merangkai kata, dan faktor lain seperti banyaknya tugas akhir yang harus diselesaikan membuat saya pening sebab menulis puisi butuh ketenangan pikiran. Di akhir pertemuan, hari Kamis pekan lalu, saya dan teman-teman merefleksi kembali apa saja yang telah kami lakukan selama satu semester terakhir, tentang materi-materi yang telah dipelajari dan tugas-tugas yang telah dikerjakan. Semua awal pasti ada akhir, tetapi semoga pertemuan terakhir dengan mata kuliah Membaca Informatif tidak pula menjadi akhir untuk saya belajar mengenai apa-apa yang telah saya pelajari, saya ingin belajar lebih lanjut perihal menulis ikhtisar, resensi, teks deskriptif dan lain sebagainya. Saya merasa beruntung jika di mata kuliah Membaca Informatif saya bisa mendapatkan nilai A.


1 komentar:

  1. Tulisan dirapikan, diatur yang cantik sebelum diunggah.
    Coba dicek lagi, Tari Saman itu kategori LHo ataukan deskripsi! LHO bertujuan menjelaskan obyek dari sudut keilmuan. deskripsi mendeskripsikan obyek berdasarkan kesan--dilukiskan secara rinci. Gerakan tari saman rancak dan serempak--ini kesan--dan dideskripsikan secara rinci. Gerakan tari saman dibagi menjadi dua kategori--ini LHO-penjelasan umum dari sisi keilmuan-bukan kesan.
    Teruslah membaca dan berkarya!

    BalasHapus