
Penulis : Budi Santoso
Cetakan Pertama : Maret 2013
Jumlah halaman : 136 Halaman
Penerbit : Gunung Samudera, Malang
·
Ikhtisar
Buku
ini menuntun pembaca untuk menyadari
bahwa setiap manusia memiliki potensi masing-masing. Potensi manusia itulah
yang harus dikenali, diketahui, dan dikembangkan untuk menjadikan diri lebih
baik.
Dalam buku ini, pembaca diberikan
beberapa kisah motivasi dari beberapa orang, tips untuk menghadapi interview saat melamar pekerjaan,
permasalahan fresh graduate yang
sedang bingung mencari pekerjaan, dan masih banyak lagi. Buku ini juga
memberikan petunjuk bagaimana pembaca bisa menunjukkan potensinya dalam
berbagai bidang, khususnya untuk mencari pekerjaan.
Potensi harus dibina dengan baik.
Pembinaan potensi manusia diawali dengan mencaritahu potensi dalam diri sendiri
dan kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan.
·
Nilai
Setiap
manusia memiliki potensi masing-masing yang merupakan anugerah dari tuhan. Potensi
setiap manusia berbeda-beda tergantung
bagaimana cara setiap orang mengembangkannya. Apabila potensi dikembangkan
dengan baik tentunya dapat membuat kehidupan manusia menjadi mudah.
·
Artikel
Ada
Apa Dengan Fresh Graduate?
Oleh : Muhlil Rofiki
Oleh : Muhlil Rofiki
Jujur saja saat masih SD, ketika kita ditanya oleh guru
kita “apa cita-cita kalian?” banyak dari kita yang menjawab menjadi seorang
guru, dokter, polisi, dan sebagainya. Kemudian saat SMA kita dituntut untuk
memantapkan cita-cita kita, dan sekali lagi kita ingin menjadi guru, dokter,
dan lain-lain. Tentu saja semua itu membutuhkan proses yang tidak sebentar.
Mungkin bagi anda yang sekarang sedang duduk di bangku S1 mempunyai pikiran “apakah
aku bisa lulus tepat waktu?”, “apa yang harus kulakukan setelah lulus”, “apakah
setelah lulus, aku bisa dengan mudah mendapat pekerjaan?”, ataupun “setelah
lulus, kerja atau nikah ya?”. Jujur saja itulah yang sering anda pikirkan
terutama bagi anda yang seorang mahasiswa semester tua.
Banyak mahasiswa semester tua yang mengeluh akan tugas
akhir mereka (skripsi). Bagi mereka yang menganggap hal itu sebagai beban,
mereka akan merasa malas mengerjakannya, dan bisa saja lulus tidak tepat waktu.
Sebaliknya mereka yang menganggap skripsi adalah sebuah kebutuhan, bisa saja
mereka akan lulus tepat waktu. Dan bagi mereka yang sudah lulus, selamat,
mereka berhak atas statusnya yang menjadi Fresh
Graduate.
Tidak selamanya mereka akan bisa bertahan dengan status fresh graduate tersebut. Mereka setidaknya
harus pintar-pintar memanfaatkan statusnya tersebut, misalnya dengan bekerja.
Saat ini banyak lowongan pekerjaan yang menjadikan fresh graduate sebagai salah satu syaratnya. Akan tetapi banyak
lowongan pekerjaan yang membutuhkan fresh
graduate dari lulusan tertentu, misalnya dari akuntansi, perbankan, dan
lain-lain.
Bagi
mereka yang pintar-pintar memilih pekerjaan, merekalah orang yang beruntung
atau mungkin tersesat di jalan yang benar. Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang
dulunya seorang sarjana arsitektur malah menjadi walikota, lalu ada bapak Joko
Widodo yang seorang sarjana di bidang teknik kayu sekarang menjadi seorang
presiden, dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Memang
mencari pekerjaan ataupun apa yang bisa dilakukan setelah lulus kuliah tidaklah
mudah. Banyak sekali saingan untuk sebuah pekerjaan yang sama, untuk itulah
bagi anda mahasiswa yang sekarang masih duduk di semester awal-awal manfaatkan
waktu anda sebaik mungkin. Anda tidak cukup bila hanya unggul di bidang
akademik ataupun nonakademik saja, tetapi kalau bisa anda harus unggul di
kedua-duanya. Karena banyak perusahaan atau instansi yang menuntut karyawannya
memiliki life skill yang memadai
disamping inteligennya.
Saran
saya bagi anda yang sudah fresh graduate
dan bingung tentang pekerjaan, inilah beberapa peluang yang dapat saya ajukan:
1. Pendidik
Berbahagialah bagi anda
fresh graduate dari perguruan tinggi
yang memiliki basis pendidikan karena sertifikat kelulusan anda bisa berguna
untuk melamar pekerjaan di bidang pendidikan misalnya menjadi guru. anda bisa
menjadi tenaga pendidik di pendidikan formal maupun nonformal. Untuk menjadi
tenaga pendidik di pendidikan formal tentu saja banyak persyaratan yang harus
dipenuhi, begitu pula untuk pendidikan nonformal.
2. Wirausahawan
Menjadi
wirausahawan adalah satu-satunya lowongan yang tak terbatas, baik dari waktu,
tempat, pengalaman, dan lainnya. Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa
menjadi wirausahawan masih bukan pekerjaan yang banyak diminatti oleh pencari
kerja. Hal itu dikarenakan adanya keteakutan akan kegagalan, ketidakberanian
mengambil risiko, permasalahan modal, dan manajemennya.
Salah
satu keuntungan menjadi wirausahawan yaitu anda adalah pemilik usaha tersebut
dan pendapatan anda tidak ada yang membatasi. Lain dengan pekerjaan seperti
PNS, jika PNS sudah memasuki masa pensiun terkadang mereka bingung akan biaya
hidup, tetapi jika anda bisa menjadi wirausahawan bisa saja usaha anda bisa
bertahan sampai anda tua dan kita hanya tinggal menikmati hasilnya.
3. Seniman
Mungkin
yang terlintas di benak kita kalau mendengar istilah “seniman” adalah menjadi
orang yang berpenampilan acak-acakan, kerja tidak menentu, dan pendapatan yang
standard. Tetapi jangan salah, menjadi seniman tidak harus berpenampilan
acak-acakan asalkan kita mempunyai bakat di bidang seni kita bisa saja menjadi
seorang musisi, pelukis, entertainer, sastrawan, penyanyi, dan lainnya. Memang
tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan yang satu ini, karena menjadi
seniman membutuhkan bakat khusus.
4. Profesi
yang berangkat dari hobi
Mengembangkan
hobi secara profesional juga bisa menjadi pilihan untuk berkarir, seperti
fotografi, penyiar radio, penulis buku, model, dan masih banyak lagi. Bagi
orang-orang yang serius mengembangkan hobinya dan kemudian hobi tersebut mendapat penghargaan atau mungkin dibayar, dari
situlah letak kebahagiaan mereka. Oleh karena itu jika sekarang anda masih
berstatus mahasiswa, kembangkanlah hobi anda, manfaatkan masa muda anda, dan
kembangkanlah hobi yang anda miliki.
·
Puisi
Akan
Bahagia
Malam berkabut
Aku bersujud di sudut
Meratapi nasib dan harapan yang kian surut
Kan kucurahkan isi kalbuku
Kalbu seorang insan yang teguh berdiri
Yang ingin bertahan walau hambat terus merayap
Tapi apalah daya, kemanakah teguhku saat ini?
Ayah ibuku berkata inilah takdirku
Tapi tak dapat kuterima takdir ini
Pun aku tak bisa menolak atau menghindar
Hanya berserah lah yang bisa kulakukan
Berserah bukan menyerah
Berserah tuk mendapat kembali apa yang hilang
Bismillah
TUGAS 2 TEKS CERITA SEJARAH
Roro Anteng dan Joko Seger
Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin
oleh Prabu Brawijaya (sebutan gelar raja-raja yang memerintah kerajaan
Majapahit) mempunyai seorang putri yang bernama Rara Anteng. Ada pun sang putri
ini sangat disayang oleh baginda Brawijaya. Karena parasnya yang sangat cantik
serta luhur budi pekertinya dan menjadi teladan para remaja putri dilingkungan
istana.
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng
berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger.
Hubungan mereka sangat akrab. Ketika sang Brahman mengetahui hal itu ia
menasihati putrinya. “Bagaimana mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara
Anteng adalah putri raja. Pastilah baginda raja menginginkan menantunya dari
kalangan bangsawan. Walaupun berkali-kali dinasihati orang tuanya Jaka Seger
pun tidak surut langkah. Mengetahui keinginan keras sang anak, maka dengan
perasaan yang kalut dan serba salah, akhirnya Brahmana pergi ke istana Majapahit
untuk melamar Rara Anteng.
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu
Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja
Brawijaya. Dan perasaan khawatir lamaran itu akan ditolak jadi sirna, ketika
raja memberi uraian pandangan yang tak terduga. “Mengapa tidak, Tuan Brahmana?
Bukankah hal ini akan memberikan jalan keluar bagiku. Sebab sekarang ini asa
persoalan yang sangat membelenggu kerajaan dengan masuknya ajaran agama Islam.”
Hingga saat ini aku tidak dapat membendung apalagi memerangi penyebaran agama
tersebut sebab Agama Islam pun telah datang secara baik-baik” ujar prabu
Brawijaya.“Hanya saja, dari keturunanku kuharap ada yang melanjutkan
kepercayaan leluhurnya. Kepercayaan kita! Kukira pasangan Jaka Seger dan Rara
Anteng adalah pasangan yang tepat untuk menjadi cikal bakal penerus kepercayaan
kita!.”
Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng
dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar
dari istana Majapahit untuk melindungi diri. Maka berbondong-bondonglah mereka
yang masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar
mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam. Jaka
Seger dan Rara Anteng beserta para pengikutnya memilih Gunung Berapi. “Mungkin
disinlah tempat yang cocok untuk menghindari para penyebar agama Islam” ujar
Jaka Seger kepada istrinya, Rara Anteng. Dan tempat itu dinamakan Tengger yang
berasal dari nama Rara Anteng dan Jaka Seger adapun gunung berapi yang telah
melindungi mereka dianggap sebagai tempat keramat, dinamakan gunung Bromo.
Merujuk pada nama Dewa Brahma dalam kepercayaan agama Hindu.
Mereka pun hidup berkelompok dibawah pimpinan Jaka
Seger. Hidup aman dan tenteram menjauhkan diri dari pengaruh luar. Mereka juga
tetap menjunjung tinggi kepercayaan leluhur mereka. Namun kebahagiaan Rara
Anteng dan Jaka Seger sangatlah tidak sempurna sebab sejak lama mereka menikah
belum dikaruniai seorang anak. Dengan perasaan yang putus asa kemudian mereka
berdua memutuskan untuk bersemedi di puncak gunung Bromo yang telah dianggap
keramat oleh orang-orang Tengger.
Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai
keturunan.Sampai akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara
disertai suara gemuruh. Keadaan itu dianggap olej Jaka Seger dan Rara anteng
sebagai jawaban atas semedi mereka. “Dengar, Dinda! Dewata Agung rupanya telah
mendengar bisikan hati kita. Kita harus mengucapkan syukur. Dan aku berjanji
akan mengorbankan anak kita yang paling ragil (bungsu) kepada Dewa penghuni
gunung ini, kepada Dewa Bromo!” Kata Jaka Seger. Tetapi janji suaminya itu
dipandang berat oleh Rara Anteng dan mustahil mereka akan tega melakukannya.
“Mengorbankan anak bungsu kita? Itu berarti pembunuhan! Oh, Kangmas terlalu
memburu nafsu mengucapkan kaul itu!” gugat Rara Anteng. Ucapan istrinya itu
benar-benar menggugah perasaan Jaka Seger. Kini baru sadar bahwa kaul (janji)
itu diucapkantanpa pemikiran panjang dan jernih. Namun, ia tak mungkin menjilat
kembali atas janji yang telah dicetuskan. Ia khawatir akan murka Dewa.
Kemudian, tahun-tahun berlalu mengiringi kehidupan Ki
Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri.
Setelah anak yang kesepuluh itu tidak mempunyai adik lagi, maka Ki Seger
menganggap bahwa anaknya yang nomor sepuluh itulah paling bungsu. Namanya
Kesuma. Setelah anak-anak itu menjelang dewasa, perasaan Ki Seger semakin
sedih. Ia dihantui oleh janji sumpahnya dahulu.
Lebih-lebih putra bungsu itu adalah kesayangannya.
Namun sampai begitu jauh Ki Seger belum juga melaksanakan janjinya. Hingga pada
akhirnya terjadilah peristiwa dahsyat. Gunung Bromo meletus, mengepulkan asap
hitam. Orang-oang Tengger panik mengungsi. Namun Ki Seger dan Nyai Anteng
memahami adanya bencana itu. “Dia benar-benar menagih janji sumpah kita!”kata
Ki Seger pelan. Matanya kosong menatap puncak gunung Bromo yang menggegak
mengeluarkan lava panas. Ucapan Ki Seger menumbuhkan rasa ingin tahu
anak-anaknya. Karena tak punya pilihan lagi, maka Ki Seger terpaksa membeberkan
rahasia yang selama ini terselubung.
Mendengar cerita itu, Kesuma tersenyum bangga.
Sementara saudara-saudaranya yang lain merasa sedih. “Kalau begitu, relakan
aku! Pengorbananku semoga diterima oleh Dewata Agung!” kata pemuda itu. “Wahai
Ayah Ibu dan saudara-saudaraku!”sambung Kesuma lagi. “Aku berkorban demi
keselamatan semua orang! Sepeninggalku, ingatlah hari pengorbananku ini sebagai
imbalan nikmat hidup yang kalian rasakan! Permintaanku, kirimlah kebawah Bromo
sebagian hasil ladang serta ternakmu! Lakukanlah saat terang bulan setiap
tanggal 14 bulan Kasadha.
Kemudian dengan tenang Kesuma melangkah ke arah puncak
Bromo. Disana ia menyeburkan diri kedalam kawah. Dengan pengorbanan itu, gunung
Bromo reda kemarahannya. Peristiwa itu benar-benar terpahat dalam sanubari
penduduk Tengger, sampai keturunannya sekarang. Hingga kini kepercayaan itu
masih ada. Setiap tahun pada bulan jawa Asyura (Suro) di puncak gunung Bromo
selalu diadakan upacara Kasadha.
Analisis
- Struktur Teks Cerita Sejarah
- Orientasi (paragraf 1-2)
Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin
oleh Prabu Brawijaya (sebutan gelar raja-raja yang memerintah kerajaan
Majapahit) mempunyai seorang putri yang bernama Rara Anteng. Ada pun sang putri
ini sangat disayang oleh baginda Brawijaya. Karena parasnya yang sangat cantik
serta luhur budi pekertinya dan menjadi teladan para remaja putri dilingkungan
istana.
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng
berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger.
Hubungan mereka sangat akrab. Ketika sang Brahman mengetahui hal itu ia
menasihati putrinya. “Bagaimana mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara
Anteng adalah putri raja. Pastilah baginda raja menginginkan menantunya dari
kalangan bangsawan. Walaupun berkali-kali dinasihati orang tuanya Jaka Seger
pun tidak surut langkah. Mengetahui keinginan keras sang anak, maka dengan
perasaan yang kalut dan serba salah, akhirnya Brahmana pergi ke istana
Majapahit untuk melamar Rara Anteng.
- Komplikasi (paragraf 3-4)
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu
Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja
Brawijaya. Dan perasaan khawatir lamaran itu akan ditolak jadi sirna, ketika
raja memberi uraian pandangan yang tak terduga. “Mengapa tidak, Tuan Brahmana?
Bukankah hal ini akan memberikan jalan keluar bagiku. Sebab sekarang ini asa
persoalan yang sangat membelenggu kerajaan dengan masuknya ajaran agama Islam.”
Hingga saat ini aku tidak dapat membendung apalagi memerangi penyebaran agama
tersebut sebab Agama Islam pun telah datang secara baik-baik” ujar prabu
Brawijaya.“Hanya saja, dari keturunanku kuharap ada yang melanjutkan
kepercayaan leluhurnya. Kepercayaan kita! Kukira pasangan Jaka Seger dan Rara
Anteng adalah pasangan yang tepat untuk menjadi cikal bakal penerus kepercayaan
kita!.”
Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng
dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar
dari istana Majapahit untuk melindungi diri. Maka berbondong-bondonglah mereka
yang masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar
mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam. Jaka
Seger dan Rara Anteng beserta para pengikutnya memilih Gunung Berapi. “Mungkin
disinlah tempat yang cocok untuk menghindari para penyebar agama Islam” ujar
Jaka Seger kepada istrinya, Rara Anteng. Dan tempat itu dinamakan Tengger yang
berasal dari nama Rara Anteng dan Jaka Seger adapun gunung berapi yang telah
melindungi mereka dianggap sebagai tempat keramat, dinamakan gunung Bromo.
Merujuk pada nama Dewa Brahma dalam kepercayaan agama Hindu.
- Resolusi (paragraf 5-8)
Mereka pun hidup berkelompok dibawah pimpinan Jaka
Seger. Hidup aman dan tenteram menjauhkan diri dari pengaruh luar. Mereka juga tetap
menjunjung tinggi kepercayaan leluhur mereka. Namun kebahagiaan Rara Anteng dan
Jaka Seger sangatlah tidak sempurna sebab sejak lama mereka menikah belum
dikaruniai seorang anak. Dengan perasaan yang putus asa kemudian mereka berdua
memutuskan untuk bersemedi di puncak gunung Bromo yang telah dianggap keramat
oleh orang-orang Tengger.
Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai
keturunan.Sampai akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara
disertai suara gemuruh. Keadaan itu dianggap oleh
Jaka Seger dan Rara anteng sebagai jawaban atas semedi mereka. “Dengar, Dinda!
Dewata Agung rupanya telah mendengar bisikan hati kita. Kita harus mengucapkan
syukur. Dan aku berjanji akan mengorbankan anak kita yang paling ragil (bungsu)
kepada Dewa penghuni gunung ini, kepada Dewa Bromo!” Kata Jaka Seger. Tetapi
janji suaminya itu dipandang berat oleh Rara Anteng dan mustahil mereka akan
tega melakukannya. “Mengorbankan anak bungsu kita? Itu berarti pembunuhan! Oh,
Kangmas terlalu memburu nafsu mengucapkan kaul itu!” gugat Rara Anteng. Ucapan
istrinya itu benar-benar menggugah perasaan Jaka Seger. Kini baru sadar bahwa
kaul (janji) itu diucapkantanpa pemikiran panjang dan jernih. Namun, ia tak
mungkin menjilat kembali atas janji yang telah dicetuskan. Ia khawatir akan
murka Dewa.
Kemudian, tahun-tahun berlalu mengiringi kehidupan Ki
Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri.
Setelah anak yang kesepuluh itu tidak mempunyai adik lagi, maka Ki Seger
menganggap bahwa anaknya yang nomor sepuluh itulah paling bungsu. Namanya
Kesuma. Setelah anak-anak itu menjelang dewasa, perasaan Ki Seger semakin
sedih. Ia dihantui oleh janji sumpahnya dahulu.
Lebih-lebih putra bungsu itu adalah kesayangannya.
Namun sampai begitu jauh Ki Seger belum juga melaksanakan janjinya. Hingga pada
akhirnya terjadilah peristiwa dahsyat. Gunung Bromo meletus, mengepulkan asap
hitam. Orang-oang Tengger panik mengungsi. Namun Ki Seger dan Nyai Anteng
memahami adanya bencana itu. “Dia benar-benar menagih janji sumpah kita!”kata
Ki Seger pelan. Matanya kosong menatap puncak gunung Bromo yang menggegak
mengeluarkan lava panas. Ucapan Ki Seger menumbuhkan rasa ingin tahu
anak-anaknya. Karena tak punya pilihan lagi, maka Ki Seger terpaksa membeberkan
rahasia yang selama ini terselubung.
Mendengar cerita itu, Kesuma tersenyum bangga.
Sementara saudara-saudaranya yang lain merasa sedih. “Kalau begitu, relakan
aku! Pengorbananku semoga diterima oleh Dewata Agung!” kata pemuda itu. “Wahai
Ayah Ibu dan saudara-saudaraku!”sambung Kesuma lagi. “Aku berkorban demi
keselamatan semua orang! Sepeninggalku, ingatlah hari pengorbananku ini sebagai
imbalan nikmat hidup yang kalian rasakan! Permintaanku, kirimlah kebawah Bromo
sebagian hasil ladang serta ternakmu! Lakukanlah saat terang bulan setiap
tanggal 14 bulan Kasadha.
- Koda (paragraf 9)
Kemudian dengan tenang Kesuma melangkah ke arah puncak
Bromo. Disana ia menyeburkan diri kedalam kawah. Dengan pengorbanan itu, gunung
Bromo reda kemarahannya. Peristiwa itu benar-benar terpahat dalam sanubari
penduduk Tengger, sampai keturunannya sekarang. Hingga kini kepercayaan itu
masih ada. Setiap tahun pada bulan jawa Asyura (Suro) di puncak gunung Bromo
selalu diadakan upacara Kasadha.
- Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
CIRI BAHASA
|
BUKTI
|
|
Hingga saat
usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang pemuda
keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger. Hubungan mereka sangat akrab. Ketika
sang Brahman mengetahui hal itu ia
menasihati putrinya. “Bagaimana
mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara Anteng adalah putri raja.
Maka
berbondong-bondonglah mereka yang
masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar
mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam.
|
|
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang
pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger.
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu
Brawijaya dan langsung
mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya.
Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai keturunan.Sampai
akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara disertai suara
gemuruh.
|
|
Sesampai di
istana, ia pun menghadap sang
Prabu Brawijaya dan langsung mengutarakan
maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya.
Maka saat itu
juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk
ke luar dari istana Majapahit untuk melindungi
diri.
|
|
Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin
oleh Prabu Brawijaya
Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan
mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar dari istana Majapahit
untuk melindungi diri.
Kemudian, tahun-tahun
berlalu mengiringi kehidupan Ki Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah
dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri.
|
TUGAS 3 RESENSI
Judul buku : 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional
Nama
pengarang : Jamal Ma'mur Asmani
Nama
penerbit : Powerbooks publishing
Ketebalan
buku : 2 cm / 274 halaman
Tahun
terbit : 2009
Nomor edisi : ISBN : 979-963-985-9
Perbaiki Kualitas Pendidikan Indonesia Melalui Guru
Profesional
Penulis buku ”7 Kompetensi Guru
Menyenangkan dan Profesional” yakni Jamal Ma'mur Asmani ingin memberitahukan kepada
guru-guru di Indonesia agar bisa meraih impiannya untuk menjadi guru
menyenangkan, profesional, dan berkompeten. Buku ini bisa dijadikan pedoman
bagi guru yang memimpikan untuk menjadi guru profesional. Memang banyak beredar
buku yang semacam dengan buku ini, tetapi buku ini memiliki beberapa keunggulan
dari buku lainnya .
Problem paling utama dalam
keberhasilan pengajaran saat ini ialah masih kuatnya rasa takut pelajar atau
mahasiswa terhadap guru atau dosennya. Munculnya istilah guru killer merupakan satu cermin saja atas hubungan tidak
produktif dan kondusif antara pelajar dan guru. Akibatnya, pelajaran menjadi
amat melelahkan, menakutkan, dan susah dicerna.
Idealnya,
setiap guru atau dosen bisa tampil sebagai teman karib pelajar dalam proses
belajar. Hanya dengan iklim begitu, pelajar akan merasa nyaman dengan guru dan
pelajarannya, sehingga uraian-uraian sang guru akan begitu mudah diterima.
Untuk
menjadi seorang guru memang tidaklah mudah. Tantangan di era global seperti
saat ini bisa jadi merupakan tantangan terbesar bagi guru. Mulai dari siswanya
yang semakin beragam, kurikulum yang bermacam-macam, perkembangan TIK, serta
peranan pemerintah yang terkadang membuat kebijakan-kebijakan yang belum tentu
sesuai.
Buku ini
memiliki beberapa keunggulan diantaranya buku ini memberikan informasi yang
jelas, dan lengkap. Kompetensi yang harus dicapai bagi guru yang ingin menjadi
seorang guru profesional juga dipaparkan dalam buku ini. Bahasa yang dipakai
juga mudah dipahami bagi seorang guru. Desain sampul buku ini juga cukup
menarik karena dibubuhi kalimat persuasif “setiap guru seharusnya membaca buku
inspiratif profesi ini”.
Terdapat juga
kekurangan dalam buku ini, seperti banyak beredar di pasaran buku yang serupa
isinya dengan buku ini. Hal tersebut membuat buku ini harus bersaing ketat
dalam hal pemasarannya. Buku ini juga lumayan tebal dan berat untuk dibawa.
Kekurangan lainnya adalah buku ini hanya diperuntukkan bagi guru atau calon
guru karena bahasanya yang sulit dimengerti jika dibaca oleh orang awam.
Kekurangan
lainnya dari buku ini adalah adanya ketidaksesuaian dengan UU guru dan dosen
mengenai kompetensi. Kompetensi guru yang disebutkan dalam buku ini antara lain
kompetensi profesional,
kompetensi pendagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi moral, kompetensi
sosial, kompetensi profesional, kompetensi global, dan kompetensi renaisans.
Penulis yang berlatarbelakang seorang pengajar,
penulis, dan aktivis beberapa organisasi ingin menuliskan pemikirannya tentang
guru profesional dalam buku ini. Buku ini ditujukan bagi guru atau calon guru karena buku ini berisi kriteria-kriteria yang harus
dicapai agar bisa menjadi guru yang profesional. Buku ini bisa dijadikan
pegangan atau pedoman bagi guru. Belilah buku ini jika ingin menjadi guru yang
profesional.Komentar sinopsis teman (Rezi Artha Kurnia B.)
Judul
Buku : Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai
NO. ISBN : 979-794-499-9
Penulis : Boy Candra
Penerbit : Media Kita
Tanggal Terbit : 16 Juni 2015
Jumlah Halaman : 239 Halaman
Kategori : Nonfiksi
NO. ISBN : 979-794-499-9
Penulis : Boy Candra
Penerbit : Media Kita
Tanggal Terbit : 16 Juni 2015
Jumlah Halaman : 239 Halaman
Kategori : Nonfiksi
Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21
November 1989. Namanya kian melejit usai penjualan novel pertamanya yang laris
di hati para pecinta novel. Bahkan, di September 2016, Boy Candra meluncurkan
novel barunya dengan judul “Pada Senja yang Membawamu Pergi” yang diterbitkan
oleh Gagasmedia.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai”
diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat novelnya, penulis menceritakan
segala perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan
menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai
sahabat sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak heran jika
para Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan
katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis,
namun tidak menimbulkan multi tafsir. Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele.
Hal ini sangat baik untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan pembaca.
Boy Candra menyajikan kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh para
pembaca.
Pemilihan katanya begitu tertata apik dan mengundang
rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut. Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali.
Penulis mampu membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel
tersampaikan dengan baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan
pengalaman pribadi, jelas isi novel merupakan hal yang sering terjadi bagi
pembaca. Sangat mudah bagi pembaca untuk merasakan menjadi bagian dalam novel
ini.
Namun, dalam novel ini juga terdapat kekurangan.
Alurnya yang campuran kadang menjadi moment menjenuhkan bagi pembaca.
Penempatan setiap Babnya kurang tertara. Kadang ceritanya menyenangkan dan membuat
tersenyum tipis, namun di Bab selanjutnya mengisahkan rasanya patah hati. Hal
ini sangat menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang pembaca melewati Bab
tertentu yang menurutnya tidak menarik dan membuat jenuh.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat
cerita yang penuh inspirasi. Membangun semangat para pembaca untuk terus
melanjutkan hidup. Novel ini menyampaikan kisah-kisah cinta sederhana yang
tulus. Mulai dari seseorang yang bertahan atau seseorang yang terus berjuang.
Namun, pengkhianatan cinta juga tersaji dengan baik pada novel ini. Novel ini
cocok untuk para pembaca yang ingin mengenang masa lalunya, atau sedang
bertahan dan memperjuangkan seseorang, serta bagi pembaca yang sedang berusaha
melupakan.
“Setelah cinta pertama dan dipatahhatikan untuk
pertama kalinya, aku jatuh cinta lagi, juga patah hati lagi. Berkali-kali.
Terkadang ada saatnya aku merasa lelah. Apakah hati diciptakan Tuhan hanya
untuk dibuat patah? Seperti halnya impian yang kadang harus berubah. Namun,
hidup harus terus berjalan. Tidak ada alsan yang bisa diterima untuk
menghentikan tujuan. Bahkan, patah hati paling pattah pun tidak berhak membunuh
hidupmu.” (Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai, Hal.220)
Kelebihan dari buku ini adalah penulis mengungkapkan
semua perasaanya pada tulisan dengan pemilihan bahasa yang sangat mudah
dipahami dan sangat menyentuh para pembacanya karena merupakan kisah dari
seorang penulis sendiri . kelemahan dari buku ini adalah cerita yang diangkat
menurut saya terlalu lebay/berlebihan dalam menggunkan bahasa bahasanya juga .
komentar:
Menurut saya penulisan resensi di atas sudah cukup baik. Akan tetapi dalam penggunaan ejaannya masih perlu diperhatikan, seperti penulisan kata "bab" yang salah mulai awal sampai akhir. Menurut saya, pemilihan judul dan isinya kurang sesuai. Selain itu, bagian pembuka resensi belum ada sehingga belum terlalu menarik minat pembaca.
TUGAS 4 REFLEKSI PERKULIAHAN
1.
Membaca 10 buku
Pada pertemuan pertama, ketika Ibu
Endah memberikan tugas mingguan berupa pembuatan peta konsep dari buku
nonilmiah atau informatif, jujur saya masih merasa bingung. Kebingungan saya dikarenakan
saya belum mengetahui buku nonilmiah itu seperti apa karena yang sya ketahui
selama ini adalah buku-buku sastra. Pada awal pengerjaan, saya merasa bosan
karena kurang meminati buku nonilmiah karena saya lebih menyukai buku-buku
sastra. Buku-buku atau teks nonilmiah terkadang hanya saya baca ketika ada
keperluan saja. Sampai saat ini pun saya masih belum terlalu meminati buku
nonilmiah.
2.
Perbedaan teks ilmiah dan nonilmiah
Pada awalnya saya mengira bahwa teks
nonilmiah sama saja dengan teks sastra. Hal itu dikarenakan saya belum
mengetahui perbedaan antara teks ilmiah dan nonilmiah. Akan tetapi, setelah ibu
Endah menjelaskan bahwa yang menjadi pembeda adalah bahwa teks ilmiah selalu
berawal dan berakhir dengan teori. Sejak saat itulah saya mampu membedakan
keduanya.
3.
Menjawab soal
Sejujurnya pada saat pengerjaan soal, saya menganggap bahwa soal-soal
tersebut mudah dikerjakan. Tetapi, setelah saya mengetahui hasil pekerjaan
saya, saya tahu bahwa soal-soal tersebut sulit dan jawabannya tidak terduga. Dalam
mengerjakan soal ini, saya lebih terpaku pada pemikiran yang masih literal.
Tetapi setelah diberi soal dengan bobot yang sama beberapa kali, saya mengaku
lebih baik dari sebelumnya.
4.
Teks refleksi
Menurut saya, teks reflektif inilah
yang menarik. Menariknya adalah saya bisa berkaca terhadap isi teks. Teks yang
saya pilih untuk tugas ini bertemakan fresh
graduate, jadi saya bisa mengira-ngira atau membayangkan seandainya kelak
saya sudah lulus kuliah dan menjadi fresh
graduate.
5.
Teks resensi
Ketika saya mendapatkan tugas membuat
teks resensi, awalnya saya merasa keberatan karena membayangkan saya harus
membaca buku lagi dan meringkas isi buku tersebut. Akan tetapi, setelah ibu
Endah memberi contoh atau gambaran teks resensi saya mengetahui bahwa membuat teks
resensi itu terdapat strukturnya.
6.
Menemukan dan mengidentifikasi jenis
teks
Dalam tugas menemukan jenis teks,
saya ditugaskan untuk mencari teks cerita sejarah. Pada awalnya, saya bingung
dengan contoh-contoh teks cerita sejarah yang ada di internet karena berbeda di
setiap situs web yang saya kunjungi. Akan tetapi setelah dibahas bersama di
kelas dan dikoreksi oleh ibu Endah, saya kemudian memahami teks cerita sejarah
itu seperti apa.
7.
Refleksi multimodal
Awalnya saya belum sepenuhnya
memahami tentang refleksi multimodal. Akan tetapi seterlah ibu Endah memberikan
contoh atau gambaran, sdikit demi sedikit saya mulai memahaminya. Saya juga
memahaminya melalui contoh yang diberikan teman-teman.
tulisan dirapikan dulu sebelum diposting ya.
BalasHapusCoba dicek ulang, Roro Anteng itu apakah cerota sejarah atau legenda saja? Cerita sejarah: fiksi/novel berlatar sejarah.
Teruslah membaca n berkarya.