Selasa, 16 Mei 2017

Muhlil Rofiki

TUGAS 1 REFLEKSI MULTIMODA

Judul buku: This Is Me Kenali dan tunjukkan potensimu
Penulis      : Budi Santoso
Cetakan Pertama : Maret 2013
Jumlah halaman : 136 Halaman
Penerbit : Gunung Samudera, Malang






·         Ikhtisar
Buku ini  menuntun pembaca untuk menyadari bahwa setiap manusia memiliki potensi masing-masing. Potensi manusia itulah yang harus dikenali, diketahui, dan dikembangkan untuk menjadikan diri lebih baik.
            Dalam buku ini, pembaca diberikan beberapa kisah motivasi dari beberapa orang, tips untuk menghadapi interview saat melamar pekerjaan, permasalahan fresh graduate yang sedang bingung mencari pekerjaan, dan masih banyak lagi. Buku ini juga memberikan petunjuk bagaimana pembaca bisa menunjukkan potensinya dalam berbagai bidang, khususnya untuk mencari pekerjaan.
            Potensi harus dibina dengan baik. Pembinaan potensi manusia diawali dengan mencaritahu potensi dalam diri sendiri dan kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan.
·         Nilai
Setiap manusia memiliki potensi masing-masing yang merupakan anugerah dari tuhan. Potensi setiap manusia berbeda-beda  tergantung bagaimana cara setiap orang mengembangkannya. Apabila potensi dikembangkan dengan baik tentunya dapat membuat kehidupan manusia menjadi mudah.
·         Artikel
Ada Apa Dengan Fresh Graduate?
Oleh : Muhlil Rofiki
            Jujur saja saat masih SD, ketika kita ditanya oleh guru kita “apa cita-cita kalian?” banyak dari kita yang menjawab menjadi seorang guru, dokter, polisi, dan sebagainya. Kemudian saat SMA kita dituntut untuk memantapkan cita-cita kita, dan sekali lagi kita ingin menjadi guru, dokter, dan lain-lain. Tentu saja semua itu membutuhkan proses yang tidak sebentar.
            Mungkin bagi anda yang sekarang sedang  duduk di bangku S1 mempunyai pikiran “apakah aku bisa lulus tepat waktu?”, “apa yang harus kulakukan setelah lulus”, “apakah setelah lulus, aku bisa dengan mudah mendapat pekerjaan?”, ataupun “setelah lulus, kerja atau nikah ya?”. Jujur saja itulah yang sering anda pikirkan terutama bagi anda yang seorang mahasiswa semester tua.
            Banyak mahasiswa semester tua yang mengeluh akan tugas akhir mereka (skripsi). Bagi mereka yang menganggap hal itu sebagai beban, mereka akan merasa malas mengerjakannya, dan bisa saja lulus tidak tepat waktu. Sebaliknya mereka yang menganggap skripsi adalah sebuah kebutuhan, bisa saja mereka akan lulus tepat waktu. Dan bagi mereka yang sudah lulus, selamat, mereka berhak atas statusnya yang menjadi Fresh Graduate.
            Tidak selamanya mereka akan bisa bertahan dengan status fresh graduate tersebut. Mereka setidaknya harus pintar-pintar memanfaatkan statusnya tersebut, misalnya dengan bekerja. Saat ini banyak lowongan pekerjaan yang menjadikan fresh graduate sebagai salah satu syaratnya. Akan tetapi banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan fresh graduate dari lulusan tertentu, misalnya dari akuntansi, perbankan, dan lain-lain.
Bagi mereka yang pintar-pintar memilih pekerjaan, merekalah orang yang beruntung atau mungkin tersesat di jalan yang benar. Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang dulunya seorang sarjana arsitektur malah menjadi walikota, lalu ada bapak Joko Widodo yang seorang sarjana di bidang teknik kayu sekarang menjadi seorang presiden, dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Memang mencari pekerjaan ataupun apa yang bisa dilakukan setelah lulus kuliah tidaklah mudah. Banyak sekali saingan untuk sebuah pekerjaan yang sama, untuk itulah bagi anda mahasiswa yang sekarang masih duduk di semester awal-awal manfaatkan waktu anda sebaik mungkin. Anda tidak cukup bila hanya unggul di bidang akademik ataupun nonakademik saja, tetapi kalau bisa anda harus unggul di kedua-duanya. Karena banyak perusahaan atau instansi yang menuntut karyawannya memiliki life skill yang memadai disamping inteligennya.
Saran saya bagi anda yang sudah fresh graduate dan bingung tentang pekerjaan, inilah beberapa peluang yang dapat saya ajukan:
1.      Pendidik
Berbahagialah bagi anda fresh graduate dari perguruan tinggi yang memiliki basis pendidikan karena sertifikat kelulusan anda bisa berguna untuk melamar pekerjaan di bidang pendidikan misalnya menjadi guru. anda bisa menjadi tenaga pendidik di pendidikan formal maupun nonformal. Untuk menjadi tenaga pendidik di pendidikan formal tentu saja banyak persyaratan yang harus dipenuhi, begitu pula untuk pendidikan nonformal.
2.      Wirausahawan
Menjadi wirausahawan adalah satu-satunya lowongan yang tak terbatas, baik dari waktu, tempat, pengalaman, dan lainnya. Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa menjadi wirausahawan masih bukan pekerjaan yang banyak diminatti oleh pencari kerja. Hal itu dikarenakan adanya keteakutan akan kegagalan, ketidakberanian mengambil risiko, permasalahan modal, dan manajemennya.
Salah satu keuntungan menjadi wirausahawan yaitu anda adalah pemilik usaha tersebut dan pendapatan anda tidak ada yang membatasi. Lain dengan pekerjaan seperti PNS, jika PNS sudah memasuki masa pensiun terkadang mereka bingung akan biaya hidup, tetapi jika anda bisa menjadi wirausahawan bisa saja usaha anda bisa bertahan sampai anda tua dan kita hanya tinggal menikmati hasilnya.
3.      Seniman
Mungkin yang terlintas di benak kita kalau mendengar istilah “seniman” adalah menjadi orang yang berpenampilan acak-acakan, kerja tidak menentu, dan pendapatan yang standard. Tetapi jangan salah, menjadi seniman tidak harus berpenampilan acak-acakan asalkan kita mempunyai bakat di bidang seni kita bisa saja menjadi seorang musisi, pelukis, entertainer, sastrawan, penyanyi, dan lainnya. Memang tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan yang satu ini, karena menjadi seniman membutuhkan bakat khusus.
4.      Profesi yang berangkat dari hobi
Mengembangkan hobi secara profesional juga bisa menjadi pilihan untuk berkarir, seperti fotografi, penyiar radio, penulis buku, model, dan masih banyak lagi. Bagi orang-orang yang serius mengembangkan hobinya dan kemudian hobi tersebut mendapat  penghargaan atau mungkin dibayar, dari situlah letak kebahagiaan mereka. Oleh karena itu jika sekarang anda masih berstatus mahasiswa, kembangkanlah hobi anda, manfaatkan masa muda anda, dan kembangkanlah hobi yang anda miliki.
·         Puisi

Akan Bahagia

Malam berkabut
Aku bersujud di sudut
Meratapi nasib dan harapan yang kian surut

Kan kucurahkan isi kalbuku
Kalbu seorang insan yang teguh berdiri
Yang ingin bertahan walau hambat terus merayap
Tapi apalah daya, kemanakah teguhku saat ini?

Ayah ibuku berkata inilah takdirku
Tapi tak dapat kuterima takdir ini
Pun aku tak bisa menolak atau menghindar

Hanya berserah lah yang bisa kulakukan
Berserah bukan menyerah
Berserah tuk mendapat kembali apa yang hilang
Bismillah 



TUGAS 2 TEKS CERITA SEJARAH

Roro Anteng dan Joko Seger

Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin oleh Prabu Brawijaya (sebutan gelar raja-raja yang memerintah kerajaan Majapahit) mempunyai seorang putri yang bernama Rara Anteng. Ada pun sang putri ini sangat disayang oleh baginda Brawijaya. Karena parasnya yang sangat cantik serta luhur budi pekertinya dan menjadi teladan para remaja putri dilingkungan istana.
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger. Hubungan mereka sangat akrab. Ketika sang Brahman mengetahui hal itu ia menasihati putrinya. “Bagaimana mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara Anteng adalah putri raja. Pastilah baginda raja menginginkan menantunya dari kalangan bangsawan. Walaupun berkali-kali dinasihati orang tuanya Jaka Seger pun tidak surut langkah. Mengetahui keinginan keras sang anak, maka dengan perasaan yang kalut dan serba salah, akhirnya Brahmana pergi ke istana Majapahit untuk melamar Rara Anteng.
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya. Dan perasaan khawatir lamaran itu akan ditolak jadi sirna, ketika raja memberi uraian pandangan yang tak terduga. “Mengapa tidak, Tuan Brahmana? Bukankah hal ini akan memberikan jalan keluar bagiku. Sebab sekarang ini asa persoalan yang sangat membelenggu kerajaan dengan masuknya ajaran agama Islam.” Hingga saat ini aku tidak dapat membendung apalagi memerangi penyebaran agama tersebut sebab Agama Islam pun telah datang secara baik-baik” ujar prabu Brawijaya.“Hanya saja, dari keturunanku kuharap ada yang melanjutkan kepercayaan leluhurnya. Kepercayaan kita! Kukira pasangan Jaka Seger dan Rara Anteng adalah pasangan yang tepat untuk menjadi cikal bakal penerus kepercayaan kita!.”
Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar dari istana Majapahit untuk melindungi diri. Maka berbondong-bondonglah mereka yang masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam. Jaka Seger dan Rara Anteng beserta para pengikutnya memilih Gunung Berapi. “Mungkin disinlah tempat yang cocok untuk menghindari para penyebar agama Islam” ujar Jaka Seger kepada istrinya, Rara Anteng. Dan tempat itu dinamakan Tengger yang berasal dari nama Rara Anteng dan Jaka Seger adapun gunung berapi yang telah melindungi mereka dianggap sebagai tempat keramat, dinamakan gunung Bromo. Merujuk pada nama Dewa Brahma dalam kepercayaan agama Hindu.
Mereka pun hidup berkelompok dibawah pimpinan Jaka Seger. Hidup aman dan tenteram menjauhkan diri dari pengaruh luar. Mereka juga tetap menjunjung tinggi kepercayaan leluhur mereka. Namun kebahagiaan Rara Anteng dan Jaka Seger sangatlah tidak sempurna sebab sejak lama mereka menikah belum dikaruniai seorang anak. Dengan perasaan yang putus asa kemudian mereka berdua memutuskan untuk bersemedi di puncak gunung Bromo yang telah dianggap keramat oleh orang-orang Tengger.
Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai keturunan.Sampai akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara disertai suara gemuruh. Keadaan itu dianggap olej Jaka Seger dan Rara anteng sebagai jawaban atas semedi mereka. “Dengar, Dinda! Dewata Agung rupanya telah mendengar bisikan hati kita. Kita harus mengucapkan syukur. Dan aku berjanji akan mengorbankan anak kita yang paling ragil (bungsu) kepada Dewa penghuni gunung ini, kepada Dewa Bromo!” Kata Jaka Seger. Tetapi janji suaminya itu dipandang berat oleh Rara Anteng dan mustahil mereka akan tega melakukannya. “Mengorbankan anak bungsu kita? Itu berarti pembunuhan! Oh, Kangmas terlalu memburu nafsu mengucapkan kaul itu!” gugat Rara Anteng. Ucapan istrinya itu benar-benar menggugah perasaan Jaka Seger. Kini baru sadar bahwa kaul (janji) itu diucapkantanpa pemikiran panjang dan jernih. Namun, ia tak mungkin menjilat kembali atas janji yang telah dicetuskan. Ia khawatir akan murka Dewa.
Kemudian, tahun-tahun berlalu mengiringi kehidupan Ki Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri. Setelah anak yang kesepuluh itu tidak mempunyai adik lagi, maka Ki Seger menganggap bahwa anaknya yang nomor sepuluh itulah paling bungsu. Namanya Kesuma. Setelah anak-anak itu menjelang dewasa, perasaan Ki Seger semakin sedih. Ia dihantui oleh janji sumpahnya dahulu.
Lebih-lebih putra bungsu itu adalah kesayangannya. Namun sampai begitu jauh Ki Seger belum juga melaksanakan janjinya. Hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa dahsyat. Gunung Bromo meletus, mengepulkan asap hitam. Orang-oang Tengger panik mengungsi. Namun Ki Seger dan Nyai Anteng memahami adanya bencana itu. “Dia benar-benar menagih janji sumpah kita!”kata Ki Seger pelan. Matanya kosong menatap puncak gunung Bromo yang menggegak mengeluarkan lava panas. Ucapan Ki Seger menumbuhkan rasa ingin tahu anak-anaknya. Karena tak punya pilihan lagi, maka Ki Seger terpaksa membeberkan rahasia yang selama ini terselubung.
Mendengar cerita itu, Kesuma tersenyum bangga. Sementara saudara-saudaranya yang lain merasa sedih. “Kalau begitu, relakan aku! Pengorbananku semoga diterima oleh Dewata Agung!” kata pemuda itu. “Wahai Ayah Ibu dan saudara-saudaraku!”sambung Kesuma lagi. “Aku berkorban demi keselamatan semua orang! Sepeninggalku, ingatlah hari pengorbananku ini sebagai imbalan nikmat hidup yang kalian rasakan! Permintaanku, kirimlah kebawah Bromo sebagian hasil ladang serta ternakmu! Lakukanlah saat terang bulan setiap tanggal 14 bulan Kasadha.
Kemudian dengan tenang Kesuma melangkah ke arah puncak Bromo. Disana ia menyeburkan diri kedalam kawah. Dengan pengorbanan itu, gunung Bromo reda kemarahannya. Peristiwa itu benar-benar terpahat dalam sanubari penduduk Tengger, sampai keturunannya sekarang. Hingga kini kepercayaan itu masih ada. Setiap tahun pada bulan jawa Asyura (Suro) di puncak gunung Bromo selalu diadakan upacara Kasadha.

Analisis
  1. Struktur Teks Cerita Sejarah

  1. Orientasi (paragraf 1-2)
Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin oleh Prabu Brawijaya (sebutan gelar raja-raja yang memerintah kerajaan Majapahit) mempunyai seorang putri yang bernama Rara Anteng. Ada pun sang putri ini sangat disayang oleh baginda Brawijaya. Karena parasnya yang sangat cantik serta luhur budi pekertinya dan menjadi teladan para remaja putri dilingkungan istana.
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger. Hubungan mereka sangat akrab. Ketika sang Brahman mengetahui hal itu ia menasihati putrinya. “Bagaimana mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara Anteng adalah putri raja. Pastilah baginda raja menginginkan menantunya dari kalangan bangsawan. Walaupun berkali-kali dinasihati orang tuanya Jaka Seger pun tidak surut langkah. Mengetahui keinginan keras sang anak, maka dengan perasaan yang kalut dan serba salah, akhirnya Brahmana pergi ke istana Majapahit untuk melamar Rara Anteng.

  1. Komplikasi (paragraf 3-4)
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya. Dan perasaan khawatir lamaran itu akan ditolak jadi sirna, ketika raja memberi uraian pandangan yang tak terduga. “Mengapa tidak, Tuan Brahmana? Bukankah hal ini akan memberikan jalan keluar bagiku. Sebab sekarang ini asa persoalan yang sangat membelenggu kerajaan dengan masuknya ajaran agama Islam.” Hingga saat ini aku tidak dapat membendung apalagi memerangi penyebaran agama tersebut sebab Agama Islam pun telah datang secara baik-baik” ujar prabu Brawijaya.“Hanya saja, dari keturunanku kuharap ada yang melanjutkan kepercayaan leluhurnya. Kepercayaan kita! Kukira pasangan Jaka Seger dan Rara Anteng adalah pasangan yang tepat untuk menjadi cikal bakal penerus kepercayaan kita!.”
Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar dari istana Majapahit untuk melindungi diri. Maka berbondong-bondonglah mereka yang masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam. Jaka Seger dan Rara Anteng beserta para pengikutnya memilih Gunung Berapi. “Mungkin disinlah tempat yang cocok untuk menghindari para penyebar agama Islam” ujar Jaka Seger kepada istrinya, Rara Anteng. Dan tempat itu dinamakan Tengger yang berasal dari nama Rara Anteng dan Jaka Seger adapun gunung berapi yang telah melindungi mereka dianggap sebagai tempat keramat, dinamakan gunung Bromo. Merujuk pada nama Dewa Brahma dalam kepercayaan agama Hindu.

  1. Resolusi (paragraf 5-8)
Mereka pun hidup berkelompok dibawah pimpinan Jaka Seger. Hidup aman dan tenteram menjauhkan diri dari pengaruh luar. Mereka juga tetap menjunjung tinggi kepercayaan leluhur mereka. Namun kebahagiaan Rara Anteng dan Jaka Seger sangatlah tidak sempurna sebab sejak lama mereka menikah belum dikaruniai seorang anak. Dengan perasaan yang putus asa kemudian mereka berdua memutuskan untuk bersemedi di puncak gunung Bromo yang telah dianggap keramat oleh orang-orang Tengger.
Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai keturunan.Sampai akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara disertai suara gemuruh. Keadaan itu dianggap oleh Jaka Seger dan Rara anteng sebagai jawaban atas semedi mereka. “Dengar, Dinda! Dewata Agung rupanya telah mendengar bisikan hati kita. Kita harus mengucapkan syukur. Dan aku berjanji akan mengorbankan anak kita yang paling ragil (bungsu) kepada Dewa penghuni gunung ini, kepada Dewa Bromo!” Kata Jaka Seger. Tetapi janji suaminya itu dipandang berat oleh Rara Anteng dan mustahil mereka akan tega melakukannya. “Mengorbankan anak bungsu kita? Itu berarti pembunuhan! Oh, Kangmas terlalu memburu nafsu mengucapkan kaul itu!” gugat Rara Anteng. Ucapan istrinya itu benar-benar menggugah perasaan Jaka Seger. Kini baru sadar bahwa kaul (janji) itu diucapkantanpa pemikiran panjang dan jernih. Namun, ia tak mungkin menjilat kembali atas janji yang telah dicetuskan. Ia khawatir akan murka Dewa.
Kemudian, tahun-tahun berlalu mengiringi kehidupan Ki Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri. Setelah anak yang kesepuluh itu tidak mempunyai adik lagi, maka Ki Seger menganggap bahwa anaknya yang nomor sepuluh itulah paling bungsu. Namanya Kesuma. Setelah anak-anak itu menjelang dewasa, perasaan Ki Seger semakin sedih. Ia dihantui oleh janji sumpahnya dahulu.
Lebih-lebih putra bungsu itu adalah kesayangannya. Namun sampai begitu jauh Ki Seger belum juga melaksanakan janjinya. Hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa dahsyat. Gunung Bromo meletus, mengepulkan asap hitam. Orang-oang Tengger panik mengungsi. Namun Ki Seger dan Nyai Anteng memahami adanya bencana itu. “Dia benar-benar menagih janji sumpah kita!”kata Ki Seger pelan. Matanya kosong menatap puncak gunung Bromo yang menggegak mengeluarkan lava panas. Ucapan Ki Seger menumbuhkan rasa ingin tahu anak-anaknya. Karena tak punya pilihan lagi, maka Ki Seger terpaksa membeberkan rahasia yang selama ini terselubung.
Mendengar cerita itu, Kesuma tersenyum bangga. Sementara saudara-saudaranya yang lain merasa sedih. “Kalau begitu, relakan aku! Pengorbananku semoga diterima oleh Dewata Agung!” kata pemuda itu. “Wahai Ayah Ibu dan saudara-saudaraku!”sambung Kesuma lagi. “Aku berkorban demi keselamatan semua orang! Sepeninggalku, ingatlah hari pengorbananku ini sebagai imbalan nikmat hidup yang kalian rasakan! Permintaanku, kirimlah kebawah Bromo sebagian hasil ladang serta ternakmu! Lakukanlah saat terang bulan setiap tanggal 14 bulan Kasadha.

  1. Koda (paragraf  9)
Kemudian dengan tenang Kesuma melangkah ke arah puncak Bromo. Disana ia menyeburkan diri kedalam kawah. Dengan pengorbanan itu, gunung Bromo reda kemarahannya. Peristiwa itu benar-benar terpahat dalam sanubari penduduk Tengger, sampai keturunannya sekarang. Hingga kini kepercayaan itu masih ada. Setiap tahun pada bulan jawa Asyura (Suro) di puncak gunung Bromo selalu diadakan upacara Kasadha.

  1. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
CIRI BAHASA
BUKTI
  1. Terdapat adanya unsur kata  ganti (pronomina)
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger. Hubungan mereka sangat akrab. Ketika sang Brahman mengetahui hal itu ia menasihati putrinya. “Bagaimana mungkin kau bisa mengawininya, anakku?” Rara Anteng adalah putri raja.

Maka berbondong-bondonglah mereka yang masih mengukuhi kepercayaan leluhurnya, kearah timur. Mereka berpencar mencari tempat yang mungkin sulit untuk dicapai oleh penyebar agama Islam.
  1. Terdapat kalimatatau kata-kata yang mengandung dan menunjukkan suatu unsur peristiwa / kejadian (frasa adverbial)
Hingga saat usianya menginjak dewasa, Rara Anteng berkenalan dengan seorang pemuda keturunan Brahmana, bernama Jaka Seger.

Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya.

Sambil memohon kepada Dewata Agung agar dikaruniai keturunan.Sampai akhirnya di dalam kepundan Bromo terlihat nyala api membara disertai suara gemuruh.
  1. Terdapat kata kerja material (verba material)
Sesampai di istana, ia pun menghadap sang Prabu Brawijaya dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada baginda raja Brawijaya.

Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar dari istana Majapahit untuk melindungi diri.


  1. Terdapat kata penghubung (konjungsi) temporal
Pada zaman kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin oleh Prabu Brawijaya

Maka saat itu juga Jaka Seger dan Rara Anteng dinikahkan secara sahdan mereka pun diperintahkan Prabu Brawijaya untuk ke luar dari istana Majapahit untuk melindungi diri.

Kemudian, tahun-tahun berlalu mengiringi kehidupan Ki Seger dan Nyai Anteng. Mereka telah dikaruniai sepuluh anak, putra dan putri.


 TUGAS 3 RESENSI

            Judul buku      : 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional
     Nama pengarang    : Jamal Ma'mur Asmani
     Nama penerbit       : Powerbooks publishing
     Ketebalan buku      : 2 cm / 274 halaman
     Tahun terbit             : 2009
     Nomor edisi            : ISBN : 979-963-985-9

Perbaiki Kualitas Pendidikan Indonesia Melalui Guru Profesional
Menjadi guru memang istimewa, tetapi yang profesional lebih berkesan. Ayo kenali kriterianya !
Penulis buku ”7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional” yakni Jamal Ma'mur Asmani ingin memberitahukan kepada guru-guru di Indonesia agar bisa meraih impiannya untuk menjadi guru menyenangkan, profesional, dan berkompeten. Buku ini bisa dijadikan pedoman bagi guru yang memimpikan untuk menjadi guru profesional. Memang banyak beredar buku yang semacam dengan buku ini, tetapi buku ini memiliki beberapa keunggulan dari buku lainnya .
Problem paling utama dalam keberhasilan pengajaran saat ini ialah masih kuatnya rasa takut pelajar atau mahasiswa terhadap guru atau dosennya. Munculnya istilah guru killer merupakan satu cermin saja atas hubungan tidak produktif dan kondusif antara pelajar dan guru. Akibatnya, pelajaran menjadi amat melelahkan, menakutkan, dan susah dicerna.
     Idealnya, setiap guru atau dosen bisa tampil sebagai teman karib pelajar dalam proses belajar. Hanya dengan iklim begitu, pelajar akan merasa nyaman dengan guru dan pelajarannya, sehingga uraian-uraian sang guru akan begitu mudah diterima.
            Untuk menjadi seorang guru memang tidaklah mudah. Tantangan di era global seperti saat ini bisa jadi merupakan tantangan terbesar bagi guru. Mulai dari siswanya yang semakin beragam, kurikulum yang bermacam-macam, perkembangan TIK, serta peranan pemerintah yang terkadang membuat kebijakan-kebijakan yang belum tentu sesuai.
Buku ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya buku ini memberikan informasi yang jelas, dan lengkap. Kompetensi yang harus dicapai bagi guru yang ingin menjadi seorang guru profesional juga dipaparkan dalam buku ini. Bahasa yang dipakai juga mudah dipahami bagi seorang guru. Desain sampul buku ini juga cukup menarik karena dibubuhi kalimat persuasif “setiap guru seharusnya membaca buku inspiratif profesi ini”.
Terdapat juga kekurangan dalam buku ini, seperti banyak beredar di pasaran buku yang serupa isinya dengan buku ini. Hal tersebut membuat buku ini harus bersaing ketat dalam hal pemasarannya. Buku ini juga lumayan tebal dan berat untuk dibawa. Kekurangan lainnya adalah buku ini hanya diperuntukkan bagi guru atau calon guru karena bahasanya yang sulit dimengerti jika dibaca oleh orang awam.
Kekurangan lainnya dari buku ini adalah adanya ketidaksesuaian dengan UU guru dan dosen mengenai kompetensi. Kompetensi guru yang disebutkan dalam buku ini antara lain kompetensi profesional, kompetensi pendagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi moral, kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi global, dan kompetensi renaisans.
Penulis yang berlatarbelakang seorang pengajar, penulis, dan aktivis beberapa organisasi ingin menuliskan pemikirannya tentang guru profesional dalam buku ini. Buku ini ditujukan bagi guru atau calon guru karena buku ini berisi kriteria-kriteria yang harus dicapai agar bisa menjadi guru yang profesional. Buku ini bisa dijadikan pegangan atau pedoman bagi guru. Belilah buku ini jika ingin menjadi guru yang profesional.

Komentar sinopsis teman (Rezi Artha Kurnia B.)

Judul Buku : Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai
NO. ISBN : 979-794-499-9
Penulis : Boy Candra
Penerbit : Media Kita
Tanggal Terbit : 16 Juni 2015
Jumlah Halaman : 239 Halaman
Kategori : Nonfiksi
Tak Usah Disesali Lagi

Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21 November 1989. Namanya kian melejit usai penjualan novel pertamanya yang laris di hati para pecinta novel. Bahkan, di September 2016, Boy Candra meluncurkan novel barunya dengan judul “Pada Senja yang Membawamu Pergi” yang diterbitkan oleh Gagasmedia. 
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat novelnya, penulis menceritakan segala perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak heran jika para Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis, namun tidak menimbulkan multi tafsir. Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele. Hal ini sangat baik untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan pembaca. Boy Candra menyajikan kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh para pembaca. 
Pemilihan katanya begitu tertata apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut. Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali. Penulis mampu membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel tersampaikan dengan baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan pengalaman pribadi, jelas isi novel merupakan hal yang sering terjadi bagi pembaca. Sangat mudah bagi pembaca untuk merasakan menjadi bagian dalam novel ini.
Namun, dalam novel ini juga terdapat kekurangan. Alurnya yang campuran kadang menjadi moment menjenuhkan bagi pembaca. Penempatan setiap Babnya kurang tertara. Kadang ceritanya menyenangkan dan membuat tersenyum tipis, namun di Bab selanjutnya mengisahkan rasanya patah hati. Hal ini sangat menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang pembaca melewati Bab tertentu yang menurutnya tidak menarik dan membuat jenuh.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat cerita yang penuh inspirasi. Membangun semangat para pembaca untuk terus melanjutkan hidup. Novel ini menyampaikan kisah-kisah cinta sederhana yang tulus. Mulai dari seseorang yang bertahan atau seseorang yang terus berjuang. Namun, pengkhianatan cinta juga tersaji dengan baik pada novel ini. Novel ini cocok untuk para pembaca yang ingin mengenang masa lalunya, atau sedang bertahan dan memperjuangkan seseorang, serta bagi pembaca yang sedang berusaha melupakan. 
“Setelah cinta pertama dan dipatahhatikan untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta lagi, juga patah hati lagi. Berkali-kali. Terkadang ada saatnya aku merasa lelah. Apakah hati diciptakan Tuhan hanya untuk dibuat patah? Seperti halnya impian yang kadang harus berubah. Namun, hidup harus terus berjalan. Tidak ada alsan yang bisa diterima untuk menghentikan tujuan. Bahkan, patah hati paling pattah pun tidak berhak membunuh hidupmu.” (Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai, Hal.220)
Kelebihan dari buku ini adalah penulis mengungkapkan semua perasaanya pada tulisan dengan pemilihan bahasa yang sangat mudah dipahami dan sangat menyentuh para pembacanya karena merupakan kisah dari seorang penulis sendiri . kelemahan dari buku ini adalah cerita yang diangkat menurut saya terlalu lebay/berlebihan dalam menggunkan bahasa bahasanya juga .
  komentar:
Menurut saya penulisan resensi di atas sudah cukup baik. Akan tetapi dalam penggunaan ejaannya masih perlu diperhatikan, seperti penulisan kata "bab" yang salah mulai awal sampai akhir. Menurut saya, pemilihan judul dan isinya kurang sesuai. Selain itu, bagian pembuka resensi belum ada sehingga belum terlalu menarik minat pembaca.
 


 TUGAS 4 REFLEKSI PERKULIAHAN

1.      Membaca 10 buku
Pada pertemuan pertama, ketika Ibu Endah memberikan tugas mingguan berupa pembuatan peta konsep dari buku nonilmiah atau informatif, jujur saya masih merasa bingung. Kebingungan saya dikarenakan saya belum mengetahui buku nonilmiah itu seperti apa karena yang sya ketahui selama ini adalah buku-buku sastra. Pada awal pengerjaan, saya merasa bosan karena kurang meminati buku nonilmiah karena saya lebih menyukai buku-buku sastra. Buku-buku atau teks nonilmiah terkadang hanya saya baca ketika ada keperluan saja. Sampai saat ini pun saya masih belum terlalu meminati buku nonilmiah.
2.      Perbedaan teks ilmiah dan nonilmiah
Pada awalnya saya mengira bahwa teks nonilmiah sama saja dengan teks sastra. Hal itu dikarenakan saya belum mengetahui perbedaan antara teks ilmiah dan nonilmiah. Akan tetapi, setelah ibu Endah menjelaskan bahwa yang menjadi pembeda adalah bahwa teks ilmiah selalu berawal dan berakhir dengan teori. Sejak saat itulah saya mampu membedakan keduanya.
3.      Menjawab soal
Sejujurnya pada saat pengerjaan  soal, saya menganggap bahwa soal-soal tersebut mudah dikerjakan. Tetapi, setelah saya mengetahui hasil pekerjaan saya, saya tahu bahwa soal-soal tersebut sulit dan jawabannya tidak terduga. Dalam mengerjakan soal ini, saya lebih terpaku pada pemikiran yang masih literal. Tetapi setelah diberi soal dengan bobot yang sama beberapa kali, saya mengaku lebih baik dari sebelumnya.
4.      Teks refleksi
Menurut saya, teks reflektif inilah yang menarik. Menariknya adalah saya bisa berkaca terhadap isi teks. Teks yang saya pilih untuk tugas ini bertemakan fresh graduate, jadi saya bisa mengira-ngira atau membayangkan seandainya kelak saya sudah lulus kuliah dan menjadi fresh graduate.
5.      Teks resensi
Ketika saya mendapatkan tugas membuat teks resensi, awalnya saya merasa keberatan karena membayangkan saya harus membaca buku lagi dan meringkas isi buku tersebut. Akan tetapi, setelah ibu Endah memberi contoh atau gambaran teks resensi saya mengetahui bahwa membuat teks resensi itu terdapat strukturnya.
6.      Menemukan dan mengidentifikasi jenis teks
Dalam tugas menemukan jenis teks, saya ditugaskan untuk mencari teks cerita sejarah. Pada awalnya, saya bingung dengan contoh-contoh teks cerita sejarah yang ada di internet karena berbeda di setiap situs web yang saya kunjungi. Akan tetapi setelah dibahas bersama di kelas dan dikoreksi oleh ibu Endah, saya kemudian memahami teks cerita sejarah itu seperti apa.
7.      Refleksi multimodal
Awalnya saya belum sepenuhnya memahami tentang refleksi multimodal. Akan tetapi seterlah ibu Endah memberikan contoh atau gambaran, sdikit demi sedikit saya mulai memahaminya. Saya juga memahaminya melalui contoh yang diberikan teman-teman.

1 komentar:

  1. tulisan dirapikan dulu sebelum diposting ya.
    Coba dicek ulang, Roro Anteng itu apakah cerota sejarah atau legenda saja? Cerita sejarah: fiksi/novel berlatar sejarah.
    Teruslah membaca n berkarya.

    BalasHapus