Tugas
1: menulis teks refleksi multimoda

Judul buku :
Panduan Mudah Mengarang untuk SD
Identitas Buku
Nama Pengarang : Zizi Hefni
Nama Penerbit :
DIVA Press
Ketebalan Buku : 119 halaman
Tahun Terbit :
2012
Catatan
Tentang Kredibilitas Buku
Buku ini ditulis oleh Zizi Hefni. Dalam buku
ini tidak ditulis tentang biografi penulis. Saya meragukan kredibilitas buku
ini sebab tidak ada biografi penulis. Biografi penulis sangat penting
keberadaannya untuk mengetahui informasi tentang penulis buku. Ketika sebuah
buku tidak ada biografi penulisnya maka sangat wajar jika pembaca meragukan
kredibilitasnya sebab pembaca tidak mengetahui apakah penulis ahli dalam bidang
yang ditulisnya atau tidak.
Ikhisar
Buku ini berisi tentang langkah-langkah
mengarang untuk anak usia sekolah dasar. Dalam buku ini penulis membagi kedalam
beberapa bab. Pada bab pertama, penulis menyajikan judul Mengenal Dunia
Kepengarangan. Dalam bab tersebut penulis mencoba mengenalkan kepada pembaca
tentang apa itu mengarang. Kemudian penulis menerangkan modal apa saja yang
harus dimiliki seorang pengarang. Keberanian harus hadir pada jiwa sang
pengarang. Keberanian tersebut tidak hanya mencakup niat yang kuat untuk
menuliskan sesuatu tetapi juga keberanian untuk memberitahukan tulisan kepada
orang lain (publishing) dan menerima
kritik dari orang lain. Selain keberanian pengarang harus memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas. Dalam poin kedua ini, pengarang dituntut menjadi pribadi
yang gemar membaca karena wawasan dan pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan gemar membaca. Ketekunan juga menjadi modal penting yang harus
dimiliki oleh seorang pengarang. Dengan tekun, seseorang membuktikan bahwa dia
tidaklah setengah-setengah. Pada bagian akhir dari bab ini, penulis menerangkan
tentang jenis-jenis karangan dan kriterianya. Ada 2 jenis karangan, yaitu fiksi
dan nonfiksi. Fiksi merupakan karangan yang bersifat imajinatif dan subyektif.
Yang meliputi cerpen, novel, dan puisi. Nonfiksi merupakan karangan yang tidak
imajinatif, dalam karangan nonfiksi terdapat unsur yang biasa disebut 5W 1H (what, where, why, when, who, dan how). Karangan nonfiksi meliputi opini,
berita, dan resensi.
Pada bab kedua penulis memberi judul Membuat
Karangan. Penulis memaparkan apa saja langkah-langkah untuk mengarang. Yang
pertama adalah pengangkatan tema. Dalam mengangkat tema sebaiknya pengarang
memilih tema yang dikuasai. Supaya dalam penggarapannya tidak menyulitkan
pengarang. Yang kedua adalah penyusunan kerangka karangan. Pembuatan kerangka
karangan bertujuan supaya karangan lebih terarah. Penulis memaparkan
bagian-bagian dari karangan nonfiksi yang meliputi bagian pembuka, isi, dan
penutup untuk teks opini. Judul berita, teras berita, dan isi berita untuk teks
berita. Bagian pembuka, kekurangan dan kelebihan buku, serta kesimpulan buku
untuk teks resensi. Bagian-bagian yang harus diperhatikan pada proses mengarang
sebuah teks fiksi yaitu penciptaan konflik, alur, dan penentuan tokoh untuk
cerpen dan novel. Memperhatikan pemilihan kata (diksi), rima, dan bahasa kias
untuk penulisan puisi.
Kemudian pada bab ketiga pengarang memberi
judul Editing. Dalam bab ini pengarang menginformasikan apa tujuan editing,
cara mengedit yang baik, dan bagian-bagian mana yang perlu diperhatikan pada
proses editing. Adapun cara mengedit yang baik antara lain melakukan pembacaan
berulang-ulang yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kedalaman emosi,
seberapa matang data dan pengetahuan, dan seberapa tertib alur tulisan.
Kemudian meminta penilaian dari orang lain dan mendiskusikannya dengan
pembimbing. Barulah membuat peta kekurangan supaya lebih mudah memperbaiki
karangan tersebut. Bagian-bagian yang harus diperhatikan yaitu kalimat yang
terlalu panjang, kalimat pasif dan tidak baku, tanda baca, salah ketik, dan
pengulangan kata. Pada bab penutup atau bab keempat ini penulis memberi judul
Publishing. Penulis memaparkan apa saja media yang cocok untuk memamerkan karya
seorang pengarang pemula seperti mading sekolah, blog, dan media online.
Penulis juga menyertakan apa saja persiapan yang diperlukan seorang pengarang
jika ingin mengirim hasil karyanya pada sebuah majalah seperti menyiapkan
biodata dan mengikuti proses pengiriman, tak lupa juga harus memperhatikan
media apa yang tepat untuk karya pengarang. Dalam artian lain, pemilihan media
yang tepat mempengaruhi tingkat atau jumlah pembaca.
Nilai-Nilai
Jika dilihat dari segi isinya buku berjudul
Panduan Mudah Mengarang untuk SD karya Zizi Hefni ini memang sekedar
menunjukkan bagaimana memperkenalkan dunia kepengarangan dan membelajarkan
mengarang untuk anak usia sekolah dasar. Namun cara-cara yang disajikan oleh
penulis berbeda dengan cara-cara kebanyakan guru saat memebelajarkan mengarang
sewaktu kita masih berada di tingkat sekolah dasar. Zizi melalui bukunya
menyadarkan para guru sekolah dasar bahwa cara yang mereka ajarkan selama ini
salah. Dan jika kita gali lebih dalam lagi kebanyakan guru menggunakan cara
yang pada akhirnya mengakibatkan terbatasnya daya imajinasi siswanya.
Kekreatifitasan siswa menjadi terbatas karena guru yang selalu membatasi ruang
gerak mereka dengan menyodorkan tema-tema tertentu dalam tugas mengarang yang
diberikan. Padahal tidak semua tema yang disodorkan dikuasai dengan baik oleh
para siswanya.
Refleksi
Menemukan cara yang lebih efektif untuk mengajarkan
mengarang bagi anak SD dan mengganti cara yang selama ini dianggap benar.
Seorang anak apalagi masih kecil ia akan sulit diajarkan mengarang karena minat
anak SD terhadap hal kepengarangan masih kurang dan adanya cara yang kurang
menarik juga dari pihak mengajar. Oleh karena itu buku ini hadir sebagai
refleksi untuk para pengajar khususnya dalam mengajarkan menulis agar
senantiasa bebenah diri dalam memakai metode-metode pengajaran.
Contoh
artikel reflektif
Bebenah Cara
Pandang yang Salah dalam Hal Kepengarangan
oleh: Vidiya
Safitri
“Mengarang merupakan kegiatan edukatif yang
menyenangkan” begitu yang dituliskan Zizi Hefni dalam bukunya yang berjudul
Panduan Mudah Mengarang untuk SD. Namun tak menutup kemungkinan bahwa bagi
beberapa orang mengarang merupakan kegiatan yang membosankan. Bahkan untuk
beberapa kalangan, anak usia sekolah dasar misalnya pelajaran mengarang selalu
menghantuinya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya cara yang salah dalam
mengenalkan dunia kepangarangan kepada siswa. Sebagian besar guru selalu
membatasi ruang kreativitas siswanya. Sehingga banyak siswa yang akhirnya malah
membenci pelajaran mengarang karena mereka merasa seperti dipenjarakan.
Seperti apa yang disampaikan oleh Seno Gumira
Ajidharma melalui cerpennya yang dimuat di harian kompas, 5 Januari 1992 yang
berjudul tentang Pelajaran Mengarang, dalam cerpen tersebut menceritakan
tentang gejolak batin tokoh Sandra yang tak bisa menulis sepatah katapun saat
pelajaran mengarang karena judul yang ditawarkan oleh ibu guru Tati tidak
pernah sanggup ia kuasai. “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah
Nenek”, dan “Ibu”. Ketiga judul tersebut tidak pernah bisa ia kuasai karena
Sandra tidak pernah menemukan apa itu keluarga dalam hidupnya. Sandra hanya
memiliki gambaran sebuah rumah yang berantakan. Untuk judul “Ibu” saja yang
sangat sederhana Sandra tak dapat mengarang. Sampai pada detik-detik terakhir,
hasil karangan itu harus dikumpulkan dan Sandra hanya menuliskan “Ibuku seorang
pelacur.” Dari cerpen tersebut memberikan bukti bahwa cara guru dalam
membelajarkan mengarang selama ini salah. Kebanyakan guru memaksakan siswanya
berpikir sesuai keinginan gurunya. Padahal dalam buku Panduan Mengarang untuk
SD karya Zizi tersebut disarankan dalam membuat sebuah karangan haruslah
menguasai topik yang akan dibahas terlebih dahulu. Jika melihat kasus Sandra
dalam cerpen tersebut jelas hal itu akan memangkas kreatifitas anak. Karena
anak akan merasa dibatasi oleh judul-judul yang ditawarkan, mereka tidak dapat
menulis sesuai keinginannya.
Selain penguasaan materi yang akan dipilih
untuk dijadikan bahan mengarang, ada beberapa hal lain yang juga harus mendapat
perhatian. Yaitu kesalahan yang terjadi pada proses editing. Acap kali kita
salah terka saat melakukan proses editing. Mengedit karangan bukan berarti
merubah atau memperbaiki cerita atau konsep karangannya melainkan memperbaiki
tulisan yang salah. Supaya dalam karangan tidak ada kekurangan dalam tulisan
yang nantinya bisa mengganggu pembacaan atau malah menimbulkan penafsiran yang
salah. Oleh karena itu sebelum melakukan proses editing sebaiknya memahami
terlebih dahulu tujuan editing dan apa saja hal-hal yang harus diperhatikan
saat melakukan editing.
Berbicara masalah dunia kepengarangan memang
tak akan pernah ada habisnya. Banyak cara yang kita anggap tepat dan hal-hal
yang kita anggap sepeleh ternyata salah dan sangat mempengaruhi hasil sebuah
karangan. Oleh karena itu jika kita ingin menjadi seorang penulis yang hebat
dan memiliki karya-karya yang mengagumkan jangan mudah puas akan sebuah
pencapaian. Karena ketangguhan seorang penulis akan terlihat ketika hasil
karyanya mampu menginspirasi banyak orang. Menulislah maka kau akan hidup
selamanya.
Puisi
reflektif
Biarkan Pena Menari
Biarkan penamu menari
menciptakan huruf-huruf
lalu menjadi rentetan kata penuh makna
Biarkan penamu menari
menciptakan tanda-tanda untuk dipahami
Menulislah
sebab tulisan mampu mewakili sebuah kejadian
Tugas 2: menganalisis struktur isi dan ciri
bahasa teks deskriptif
Tari Saman
Tari
Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah
untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, pada 24 November
2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan
pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari
Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur
dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima
macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman
yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek
yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu
yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking,
biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama
oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian,
gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari,
tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari
itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini
adalah bahasa Gayo).
Kostum
atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang
teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk
empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian
kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju
kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam
disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan
sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi
karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan,
kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
Diolah dari sumber Tari Saman (2010), karya Ridhwan Abd. Salam,
Tangerang: Wahana Bina Prestasi
1.
Analisis Struktur Teks
Struktur Teks
|
Contoh
|
Identifikasi
|
Tari
Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah
untukPelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November
2011.
|
Klasifikasi
|
Pada awalnya
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan
ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan
santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari
Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo
bercampur dengan bahasa Arab saat menari.
|
Deskripsi Bagian
|
Nyanyian
dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara
auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah
lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada
bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari
dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan
gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah
dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi
alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk
dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang,
kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum
atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang
teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk
empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian
kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju
kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam
disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan
sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut
tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas,
kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para
pemakainya.
|
2.
Analisis Ciri Bahasa
Ciri Bahasa
|
Contoh
|
Menggunakan kata
benda
|
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan
(dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.
|
Mengandung
kata kerja transitif untuk memberikan informasi subjek
|
Tari Saman merupakan salah satu media untuk
menyampaikan pesan
|
Mengandung
kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan tentang objek
|
Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di
bagian kanan kepala
|
Banyak
ditemukan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
|
Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan
santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
|
Menara Eiffel
Menara
Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur
terkenal di dunia. Dinamai sesuai nama perancangnya, Gustave Eiffel.
Menara Eeiffel dibangun pada
tahun 1887 dan selesai pada tahun 1889. Tingkat pertama dan kedua dapat diakses
dengan tangga dan lift. Sebuah loket tiket di
menara selatan menjual tiket ke anak tangga yang dimulai di tempat itu.
Di platform pertama tangga
menaik dari menara timur dan pertemuan tingkat ketika hanya dapat diakses
dengan lift. Dari platform pertama atau kedua tangga dibuka bagi semua orang
yang naik dan turun tergantung apabila mereka telah membeli tiket lift atau tiket
tangga. Jumlah anak tangga 9 ke loket tiket di dasar, 328 ke tingkat pertama,
340 ke tingkat kedua dan 18 ke platform lift di tingkat kedua. Ketika keluar
lift di tingkat ketiga terdapat 15 anak tangga naik menuju platform pengamatan
atas. Jumlah anak tangga dituliskan secara bertahap di sisi tangga untuk
memberikan tanda tangga naik. Kebanyakan tangga naik memberikan pemandangan
langsung ke bawah atau sekitar menara meskipun beebrapa anak tangga pendek
tertutup. Struktur besi Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan
struktur termasuk komponen nonbesi berbobot 10.000 ton. Struktur ini memiliki
tinggi 325 m (1.063 kaki)
1.
Analisis Struktur
Struktur
|
Contoh
|
Identifikasi
|
Menara
Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur
terkenal di dunia. Dinamai sesuai nama perancangnya, Gustave Eiffel.
|
Klasifikasi
|
Menara Eeiffel dibangun
pada tahun 1887 dan selesai pada tahun 1889. Tingkat pertama dan kedua dapat
diakses dengan tangga dan lift. Sebuah loket tiket di menara selatan menjual tiket ke
anak tangga yang dimulai di tempat itu.
|
Deskripsi Bagian
|
Di platform pertama tangga
menaik dari menara timur dan pertemuan tingkat ketika hanya dapat diakses
dengan lift. Dari platform pertama atau kedua tangga dibuka bagi semua orang
yang naik dan turun tergantung apabila mereka telah membeli tiket lift atau
tiket tangga. Jumlah anak tangga 9 ke loket tiket di dasar, 328 ke tingkat
pertama, 340 ke tingkat kedua dan 18 ke platform lift di tingkat kedua.
Ketika keluar lift di tingkat ketiga terdapat 15 anak tangga naik menuju
platform pengamatan atas. Jumlah anak tangga dituliskan secara bertahap di
sisi tangga untuk memberikan tanda tangga naik. Kebanyakan tangga naik
memberikan pemandangan langsung ke bawah atau sekitar menara meskipun
beebrapa anak tangga pendek tertutup. Struktur besi Menara Eiffel berbobot
7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen nonbesi berbobot
10.000 ton. Struktur ini memiliki tinggi 325 m (1.063 kaki)
|
2.
Analisis Ciri Bahasa
Ciri
Bahasa
|
Contoh
|
Menggunakan kata benda
|
Struktur besi
Menara Eiffel berbobot 7.300 ton sementara keseluruhan struktur termasuk komponen
nonbesi berbobot 10.000 ton
|
Mengandung kata kerja transitif untuk
memberikan informasi subjek
|
|
Mengandung kata keterangan untuk memberikan
informasi tambahan tentang objek
|
Menara
Eiffel merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris.
|
Banyak ditemukan kata-kata
atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
|
Tugas 3: Menulis resensi dan mengomentari
resensi milik teman

Penulis :
Tendi Krishna Murti
Penerbit :
Bestari
Terbitan :
Januari 2012
Tebal :
240 hlm.
Buat Apa Sih
Belajar?
Stop Belajar!!!
Kalau Ingin Pintar, judul buku yang sangat menyihir, ekstrem, dan penuh
makna. Namun judul tersebut dapat menyesatkan jika hanya dibaca dengan mata
telanjang. Ngapain sih kita harus belajar? Mungkin sebagian dari kalian
menjawab “Ya untuk mencari pekerjaan lah” atau “Supaya pinter” mungkin juga
“Tuntutan zaman”. Jawaban yang sangat biasa bukan? Jika seperti itu jawabannya,
mengapa masih banyak yang tidak sukses di sekolah? Mengapa masih banyak yang
mendapat nilai kurang bagus? Menurut Tendi Krishna dalam bukunya tersebut, ada
tujuh masalah mengapa kita sudah belajar tapi nilai kita belum mendapat yang
terbaik. Yang pertama, adanya anggapan bahwa belajar itu tidak enak. Yang
kedua, metode belajar yang salah. Yang ketiga, tidak percaya diri. Yang keempat,
tidak mempunyai target. Yang kelima, tidak ada afirmasi. Yang keenam, tidak ada
motivasi. Yang terakhir, kurang berdoa.
Otak kita diciptakan oleh Tuhan dengan potensi
yang sama cerdasnya seperti Einstein. Tetapi mengapa kita tidak secerdas
Einstein? Karena memakai cara yang berbeda maka hasilnya pun juga berbeda.
Perbedaan yang mendasar antara seorang jenius dengan orang yang biasa-biasa
saja adalah cara mereka dalam menggunakan dan terus memperbarui otak mereka.
Sementara orang yang biasa, mereka hanya menggunakan otaknya tanpa
memperhatikan pola yang seharusnya mereka kembangkan sebagaimana si jenius
menggunakannya. Tendi Krishna mengajak pembaca untuk menemukan cara belajar
yang efisien dan ampuh. Ada beberapa tips yang ditawarkan dalam buku ini. Yang
pertama, selalu melakukan sesuatu lebih dari apa yang dilakukan orang lain.
Yang kedua, proaktif. Yang ketiga, bertanggung jawab seratus persen terhadap
apa yang kamu lakukan. Yang keempat, tunda kenikmatan. Yang kelima, cintailah
apa yang kamu kerjakan. Yang keenam, integritas. Yang ketujuh, komitmen 100%.
Yang kedelapan, mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Yang kesembilan,
memaafkan diri sendiri.
Jika
pada umumnya judul sebuah buku telah mewakili isi bukunya, namun hal tersebut
tidak berlaku bagi buku yang ditulis oleh Tendi. Justru isi buku ini bertolak
belakang dengan judulnya. Walaupun judul buku tersebut Stop Belajar!!! Jika Ingin Pintar tetapi isi bukunya tidak menyuruh
pembaca untuk berhenti belajar dalam artian yang sebenarnya, melainkan mengajak
pembaca berhenti dari kebiasaan atau cara belajar yang salah dan menemukan cara
belajar yang efektif. Setelah terpana melihat judul tersebut, pembaca akan
disuguhi keunikan lain dari buku ini ketika membuka bukunya. Pada awal bab
terdapat judul subbab yang unik dan belum pernah ada dalam buku mana pun. “Cara
Menggunakan Buku Ini” begitulah penulis memberi judul pada subbab di bab
pertama. Seolah-olah buku ini harus mendapat perlakuan khusus (cara membaca)
yang berbeda dari buku yang lain. Tidak hanya judulnya, isi dari buku ini juga
menarik dan informatif. Penulis memotivasi pembaca melalui pengalaman beberapa
tokoh dunia yang jenius seperti Albert Einstein, Edison, Wibur Wright dan
Oliver Wright. Uniknya lagi penulis menyertakan materi yang membahas otak dan
fungsinya. Jarang sekali ditemukan buku motivasi yang mnyertakan hal demikian,
karena biasanya buku-buku motivasi hanya menunjukkan tips-tipsnya langsung
tanpa memberi pengetahuan kepada pembaca apalagi yang sifatnya teori seperti
ini.
Disamping
kelebihan-kelebihannya tersebut buku ini juga memiliki kekurangan seperti
terdapat dua bab yang memiliki judul berbeda namun sebenarnya kedua bab
tersebut memiliki isi yang hampir sama. Hal tersebut membuat pembaca bingung
dan terkesan berbelit-belit. Namun bukan hanya karena kekurangannya yang secuil
itu maka menurunkan kualitas buku ini. Jika kalian malas belajar atau merasa
sudah belajar tapi nilai masih saja jeblok atau mungkin ingin menemukan
cara-cara belajar yang ampuh dan efektif, saya rekomendasikan membaca buku
karya Tendi Krishna Murti ini.
Mengomentari resensi milik teman
Merajut Asa dengan Taat yang
Meneduhkan Jiwa
Ary
Kusuma Wardhani
Kartini
berdiri teguh sampai sekarang, jangan dipandang remeh karena kita semua
berkasih. Merdeka atas diri sendiri, temukan ajaibnya kekuatanmu untuk
sekitarmu. Mencari ilmu sambil berdakwah akan membawa berkah! Nikmat dunia,
indah menjemput surga. Takdir kita adalah penyayang, penyabar, penjaga yang
siaga, dan penyejuk rumah dikala sang tuan kembali pulang. Temukan keajaibanmu seperti atau bahkan lebih
dari milikku di buku ini, sekarang juga!
“Begitu istimewanya wanita hingga surga disandingkan di
telapak kakinya. Hingga Islam muliakan ia sebagai perhiasan terbaik di dunia.
Saat iman menjadi muara jiwa, takwa menjadi pakaiannya, dan salihah menghias
akhlaknya. Maka tersenyumlah wahai muslimah mulia karena hadirmu di dunia
menjadi penyejuk mata, baktimu mengharumkan bangsa, lembut tanganmu membangun
generasi mulia, jernih imanmu ‘kan menghantarkanmu menjadi bidadari surga”
Tidak akan ada selesainya apabila membahas tentang
seorang wanita. Wanita memiliki segudang rahasia untuk menutupi kerapuhannya,
sedikit saja ia mudah tersentuh dan luluh. Bagaimanapun kondisi pada zaman yang
dinamis ini, akan membentuk karakter diri dari seorang wanita yang tentu
kodratnya sebagai penguat pribadi, pasangan hidup, keluarga, hingga bangsa dan
Negaranya. Wanita memiliki segala cara untuk dapat mempertahankan nalurinya,
menjadikan ia tidak dipandang sebelah mata oleh lawan jenisnya, menuntut
santun dalam pergaulan hingga ia
mengejar prestasi sampai kancah internasional serta membangun keluarga sakinah.
Perbaikan, kebaikan, dan takwalah yang menentukan
kedudukan muslimah di sisi Allah ta’ala. Tanpa disadari di satu titik diri ini
menjelma menjadi awe-inspiring
muslimah, shalihat menghias takwa, berkarya dalam kerja nyata, dan bermanfaat
untuk sesama! Menjadi wanita
tidaklah sekadar berkubang pada peran domestik (dapur dan kamar) tetapi dapat
berbuat lebih daripada umumnya. Hal itulah yang ditunjukkan oleh Dewi, penulis
buku yang sangat menginspirasi kaum hawa untuk dapat menemukan keajaiban pada
dirinya sendiri. Buku yang terbit Januari 2017 ini adalah buku perdananya.
Meskipun begitu, isi dari buku ini tidak kalah dengan penulis andal lainnya.
Pengalaman
akademik dan non-akademiknya mengantarkannya menjadi wanita muda yang memiliki
banyak prestasi sehingga Allah menjadikan London sebagai tempat pendidikan
sarjana doktoral secara cuma-cuma.
Bukan hanya berprestasi saja, Dewi juga diamanahi Allah sebagai seorang ibu dan
istri yang berkewajiban menentramkan keluarga kecilnya. Lantas bagaimana
kisahnya yang tampak terukir manis? Tentunya tidak semanis orang memandang.
Banyak kegagalan yang Dewi lalui. Namun Dewi selalu bangkit dan kuatkan diri
untuk merajut asa sebaik-baiknya sedari muda. Sejak masa kuliahnya, Dewi dengan
sungguh-sungguh menjadikan dirinya senantiasa berbenah menjadi lebih baik,
serta memantaskan diri sembari menunggu datangnya laki-laki saleh yang
meminangnya. Berbagai jalan untuk temukan
semua keajaibanmu menjadi muslimah sejati yang menginspirasi, ada di sini.
Ketika membaca buku ini, dari awal sudah sangat tergugah.
Pertama, dimulai dengan sampul buku yang menarik dan lucu, apalagi jika
warnanya sesuai dengan kesukaan banyak wanita pada umumnya (merah muda) membuat
semakin menggelitik untuk terus dibaca. Kedua, saat membuka halaman awal semakin
tertarik karena kertasnya berwarna penuh sehalaman. Ketiga, pembuka dari
penulis yang disampaikan dengan indah, ketepatannya memilih diksi yang
disajikan pengarang pada tulisannya membuat siapa pun yang membaca dengan mudah
akan memahaminya. Keempat, isi buku yang sangat menginspirasi berasal dari
pengalaman pribadi pengarang sehingga lebih mengena di hati pembaca. Kelima,
adanya pembatas buku yang memudahkan pembaca untuk mengingat di mana terakhir
membaca, ditambah desainnya yang lucu seperti pada sampul buku menambah
semangat untuk membaca. Keenam, ukuran buku yang relatif lebih kecil daripada
buku pada umumnya membuat buku menjadi unik dan tidak memakan banyak tempat.
Kesempurnaan mutlak hanya dimiliki Sang Pencipta, maka
dari itu buku ini tidaklah lepas dari ketidaksempurnaan. Penerbit kurang cermat
dalam memilih kualitas kertas sampul yang meski memiliki desain dan motif
kertas yang unik, sayangnya kertas sampul mudah mengelupas. Lalu, penjilidan
yang kurang rapi membuat dahi sedikit mengerut ke atas. Namun secara
keseluruhan buku ini wajib dibaca untuk semua wanita yang ingin menjadi pribadi
yang lebih menginspirasi, tidaklah hanya terpatahkan oleh sampulnya tetapi
lihat dahulu isinya. Selamat mengembara
menemukan jati diri sebagai muslimah taat, hebat, dan berprestasi!
Komentar:
Judul yang menarik
menjadikan resensi tersebut terlihat seperti artikel inspiratif yang menggoda
untuk dibaca. Terlebih lagi, pada awal resensi tersebut dibuka dengan rentetan
kata-kata indah seperti Kartini berdiri teguh sampai sekarang, jangan
dipandang remeh karena kita semua berkasih, yang menarik hati dan membuat pembaca
terperangah. Sinopsis ditulis dengan baik dan mewakili keseluruhan isi buku,
namun saat penulis menutup bagian sinopsis terdapat kalimat Berbagai
jalan untuk temukan semua keajaibanmu menjadi muslimah sejati yang
menginspirasi, ada di sini, yang membuat pembaca menjadi penasaran dan ingin membaca buku tersebut.
Beralih pada inti penulisan resensi, menyampaikan kelebihan dan kekurangan
suatu buku, penulis menyampaikan semua kelebihan buku tersebut namun tidak
mendeskripsikan dengan detai kelebihan tersebut. Penulisan kelebihan buku pada
resensi tersebut terkesan seperti penulis hanya mendaftar kelebihan buku tidak
menjelaskannya sehingga pembaca masih menerka-nerka, sulit untuk mengetahui
persis bagaimana buku tersebut. Kemudian penulisan kekurangan buku juga kurang
tepat. Penulis hanya menyebutkan kekurangan buku yang tampak pada fisik buku
saja. Di penghujung resensi ini, penulis menggunakan kalimat Selamat
mengembara menemukan jati diri sebagai muslimah taat, hebat, dan berprestasi! sebagai
kalimat penutup yang kreatif.
Tugas 4: menulis jurnar refleksi perkuliahan
membaca teks nonilmiah/informative
Lambaikan tangan kepada April dan katakan
“selamat datang” kepada Mei ̶ bulan yang penuh dengan malam-malam panjang.
Tugas akhir bercucuran deras dan UAS menantang garang di depan mata mahasiswa
Universitas Negeri Malang. Enam bulan terlewatkan dengan penuh rintangan dan
perjuangan. Selama satu semester ini saya mendapat sembilan mata kuliah.
Diantara mata kuliah yang berjejer tersebut saya berkenalan dengan satu mata
kuliah yang mengatasnamakan dirinya sebagai membaca informatif. Kali pertama
saya bertemu dengan mata kuliah Membaca Informatif, saya buru-buru disuguhi
dengan tugas mingguan. Tugas itu adalah membaca satu buku informatif kemudian
membuat peta konsep dan lima tipe pertanyaan yang meliputi pertanyaan
pemahaman, analitik, aplikatif, evaluasi, dan apresiasi berdasarkan buku yang
dibaca tersebut. Menurut saya itu tugas yang membosankan sebab saya kurang
berminat membaca buku selain novel, namun demi memenuhi tugas mingguan saya
rela membaca walaupun juga terkadang saya tidak membaca sepenuhnya.
Minggu demi minggu, buku demi buku, banyak
meninggalkan sebuah pelajaran dan manfaat bagi saya. Salah satu manfaat yang
saya dapatkan adalah saya mendapat informasi tentang suatu hal yang belum saya
ketahui dan informasi itu sebenarnya saya butuhkan, seperti saat saya membaca
buku berjudul Jurus Pamungkas Menembus
Beasiswa Luar Negeri saya menjadi tahu apa saja yang harus dipersiapkan
ketika ingin mendapat beasiswa ke luar
negeri. Selain membuat peta konsep dan lima pertanyaan dari buku yang telah
dibaca, saya juga ditugaskan untuk membuat ikhtisar dan refleksi pun resensi
buku. Saya merasakan ada manfaat yang diperoleh dari setiap tugas yang
diberikan. Saat menulis resensi buku saya menjadi tahu apa saja hal yang harus
dinilai dari sebuah buku selain aspek isi, saya juga dapat membenahi pola pikir
yang salah mengenai penulisan judul yang harus sama dengan judul buku dan atau
judul buku harus menggunakan awalan “Resensi
buku… “. Perihal tugas menganalisis suatu teks deskripstif, mengingatkan
saya kembali kepada pelajaran sewaktu saya masih duduk di bangku SMP. Saya juga
belajar lebih dalam mengenai struktur kebahasaan teks deskriptif yang belum
saya peroleh sepenuhnya sewaktu SMP.
Tugas paling hangat dan terbaru, menulis
refleksi buku multimoda. Dari tugas tersebut saya belajar menyimpulkan isi dan
apa pelajaran yang dapat dipetik dari suatu buku kemudian mentransformasikannya
ke dalam artikel dan puisi. Saya rasa tidak ada kendala saat menulis artikel,
tetapi saya jumpai banyak kendala saat menulis puisi. Saya sulit menemukan
diksi-diksi yang tepat, tak handal dalam merangkai kata, dan faktor lain
seperti banyaknya tugas akhir yang harus diselesaikan membuat saya pening sebab
menulis puisi butuh ketenangan pikiran. Di akhir pertemuan, hari Kamis pekan
lalu, saya dan teman-teman merefleksi kembali apa saja yang telah kami lakukan
selama satu semester terakhir, tentang materi-materi yang telah dipelajari dan
tugas-tugas yang telah dikerjakan. Semua awal pasti ada akhir, tetapi semoga
pertemuan terakhir dengan mata kuliah Membaca Informatif tidak pula menjadi akhir
untuk saya belajar mengenai apa-apa yang telah saya pelajari, saya ingin
belajar lebih lanjut perihal menulis ikhtisar, resensi, teks deskriptif dan
lain sebagainya. Saya merasa beruntung jika di mata kuliah Membaca Informatif
saya bisa mendapatkan nilai A.
Tulisan dirapikan, diatur yang cantik sebelum diunggah.
BalasHapusCoba dicek lagi, Tari Saman itu kategori LHo ataukan deskripsi! LHO bertujuan menjelaskan obyek dari sudut keilmuan. deskripsi mendeskripsikan obyek berdasarkan kesan--dilukiskan secara rinci. Gerakan tari saman rancak dan serempak--ini kesan--dan dideskripsikan secara rinci. Gerakan tari saman dibagi menjadi dua kategori--ini LHO-penjelasan umum dari sisi keilmuan-bukan kesan.
Teruslah membaca dan berkarya!