Selasa, 16 Mei 2017

Kartika Edi R

1.      TUGAS AKHIR: Teks Reflektif Multimedia



Judul buku      : Bukan Guru Umar Bakrie
Penulis             : Zainal Umuri
Cetakan Pertama         : -
Jumlah Halaman          : 161 hlm
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Umum


IKHTISAR
Buku ini mengisahkan tentang Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru yang hebat  yang menjadi panutan bagi masyarakat. Ilmu dapat berkembang dalam dan pada siapapaun di tangan guru. Seperti pada lagu iwan fals guru mempunyai nama lain yaitu Umar Bakrie  sosok yang sederhana jauh dari kata mewah akan tetapi mampu menciptakan professor, doktor, insinyur, menteri, dan bahkan membuat otak orang-orang menjadi cerdas layaknya Habibie. Profesi guru adalah pilihan hidup yang hebat yang dapat membuka pengetahuan yang luas tanpa batas untuk diri dan lingkungan.
            Sudah bahasa lama apabila menjadi guru pendapatan yang diterima jarang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal tersebut tidak sebanding dengan apa yang dilakukan guru pada muridnya. Orang tua menitipkan anak pada sekolah dan otomatis ketika berada di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Guru harus mengerti watak setiap murid agar metode yang digunakan guru dapat diterima baik oleh murid. Belum lagi ketika terjadi hal yang tidak menyenangkan terjadi pada murid di luar sekolah, masyrakat akan otomatis bertanya dimana sekolahnya  padahal jika dipikir-pikir peristiwa tersebut berada di luar kawasan dan jam sekolah maka sekolah lepas dari tanggung jawab sementara, dan berganti orang tua yang seharusnya bertanggung jawab. Namun tidak penilian masyarakat, mereka cenderung menghubungkan sekolahan dengan kelakuan anak. Hal yang diterima guru tidak sebanding dengan gaji atau pendapatan yang diterima namun itulah guru, guru mempunyai kebesaran hati yang tidak semua profesi lain dapat memilikinya. Untuk menjadi guru yang berkualitas, guru harus dapat menguasai kompetensi pedagogik dengan baik.
            Untuk meningkatkan taraf hidup guru, guru dapat melakukan aktifitas lain selama tidak menganggu dan mengurangi jam mengajar yang telah ditentukan, aktivitas yang dapat menghasilkan pendapatan untuk menambah pendapatan guru, atau pekerjaan sampingan yang biasa dilakukan oleh guru yaitu: berjualan HP dan pulsa, menjual kerudung dan sebagainya, bertani, upahan mengetik, les privat atau bimbel, menjadi trainer, menulis buku, dan lain-lain yang dapat menambah pemasukan. Pekerjaan sampingan yang dilakukan yang helas harus hal yang dikuasai, yang dicintai, menghasilkan, dan dapat meningkatkan pencitraan diri. Setelah pemasukan diterima tidak serta merta digunakan untuk kebutuhan lainnya, Guru Cerdas Finansial juga harus mempunyai kemampuan mengelola dan memanfaatkan dengan baik.

NILAI-NILAI
buku yang berjudul Bukan Guru Umar Bakrie berkisah memetik inspirasi menjadi Guru Cerdas Finansial yang dapat meningkatkan pendapatan juga kualitas diri. setiap bab berisi tentang cara menjadi Guru Cerdas Finansial di tengah kesibukan jam mengajar yang padat. Semua hal dapat dilakukan selagi dapat berusaha dan ringan hati ketika mngerjakannya. Buku iini juga memberikan poin-poin penting atau arahan-arahan pada setiap peristiwa yang dilakukan.
            Di buku ini dikisahkan suka duka ketika menjadi guru. Meskipun ada hambatan  tetapi tetap dan terus menjalani. Setiap pertistiwa mempunyai titik tekan berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika mengisahkan guru yang bernama Mahmud yang menjalani pekerjaan sampingan sebagai pemulung karena statusnya yang 28 tahun masih menjadi guru honorer yang akibatnya penghasilan diterima kurang dapat memenuhi kebutuhan apalagi biaya ketiga anaknya yang masih bersekolah, sedangkan untuk Uniah, penulis lebih menonjolkan kisahnya ketika membantu di rumah saudara yaitu menjadi tenaga cuci piring dan kerja serabutan di warung.
            Buku ini mengajarkan tentang nilai kebaikan tanpa pilih-pilih pekerjaan, totalitas, kecintaan dan tanggungjawab pada profesi, penghormatan pada kebenaran, serta integrasi yang tinggi. Buku ini mengajarkan bahwa profesi guru sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dari itu sudah seharusnya profesi guru dijunjung tinggi dan diberi penghormatan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Guru yang rela melakukan pekerjaan sampingan tanpa mengenal lelah demi memenuhi kehidupan dan mencerdaskan anak-anaknya.            

REFLEKSI
Buku yang berjudul Bukan Guru Umar Bakrie memberikan banyak inspirasi kepada para pembaca terutama tentang tanggung jawab seorang guru, kreatifitas guru, dedikasi, kecintaan penuh pada profesinya. Berani melakukan hal lain sebagai wujud tanggung jawab pada keluarga, kesediaan untuk melakukan pekerjaan sampingan. Orang yang bertanggungjawab tidak hanya bersedia menanggung risiko tetapi juga berani dalam mengambil tindakan.
menulis refleksi dengan judul berikut:
·         Bertanggungjawab pada status, maafkan aku orang tuaku
·         Semangat sang Bintang meraih kesuksesan
·         Guru abadi dalam jiwa
·         Usaha keras dan tanggungjawab guru

HASIL REFLEKSI

ARTIKEL PENDEK

Orang Tua, Guru dan Keabadian
Oleh : Kartika Edi Rahayu

Mentari bersinar dengan terangnya, hujan setiap harinya tak ditemui tanda-tanda mendung untuk saat ini. Segera dikayuhnya sepeda onthel tua peninggalan bapak Rejo oleh Lintang, guru SMP yang menjabat sebagai kepala SMP Samanhudi Dau. Sejenak tak ada yang aneh oleh Lintang, namun dalam kesetiap hariannya yang membuat guru SMP ini menjadi kebanggaan dan menjadi panutan guru-guru lainnya.  Hidup di desa tak sama dengan kota yang mudah dalam segala hal, apalagi di desa terpencil, akses ke daerah satu ke daerah yang lain sangat sulit. Namun itu semua tak menyurutkan niat Lintang untuk berbagi ilmu kepada para calon pemimpin bangsa kelak. 20 km melintasi jalan yang berbukit dan terjal membuat tubuh Lintang kuat dan bagus walaupun tak berolahraga. Ia berangkat dari rumah membawa jajanan untuk dijual di kopsis,  bangun jam 2 sholat tahajud dan mulai menyiapkan bahan untuk dijadikan jajan, antara lain ote-ote, tahu isi, dan tempe tepung. Sekilas jajanan yang dibuat Nampak biasa saja, namun bukan itu yang dibahas, yaitu niatnya menambah pemasukan untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Gaji yang didapat menjabat kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia dan ppkn sangat kecil yaitu Rp500.000 sebulan, 30 tahun masih menjadi guru honorer, setiap kali ada pengumuman PNS ia selalu mengisi data yang diminta, namun sampai saat ini belum juga dipanggil. Lintang berusaha keras untuk itu, selain untuk dirinya sendiri ia juga harus merawat kedua orang tuanya, “menjaga dan merawat sebaik mungkin adalah salah satu cara untuk berbakti pada oarng tua.” Kata Lintang  ketika saya berkunjung ke rumah kecil yang papannya terbuat dari anyaman bambu.
Hasil dari menjual jajan terkadang cukup lumayan untuk menambah pemasukan, akan tetapi terkadang hanya bisa kembali modal saja. Tak cukup nyambi berjualan jajan ia juga mengajar privat muridnya, jarak rumah muridnya yang lumayan jauh hanya bisa lintang terima dan telateni, “karena setiap hal yang ditekuni dengan keikhlasan hati akan menjadi berkah dalam hidup, entah sekarang atau nanti.”  Ungkap Lintang dengan penuh kemantaban hati. Setelah privat tak lantas Lintang pulang ke rumah, ia ke tempat rumah makan, bukan untuk makan melainkan menjadi pencuci piring hingga malam menjelang.
Ia pulang dengan keadaan sangat lelah, tinggal sisa-sisa tenaga ia kayuh onthelnya menuju rumah. Sesampainya di rumah ia langsung  menyiapkan makan untuk bersama. Ketika Lintang bekerja kedua orangtuanya didampingi bibinya untuk mengantisipasi hal-hal buruk. Kedua orang tua Lintang sakit tua jadi masih bisa berjalan walaupun tak kuat lama-lama. Semua yang dibutuhkan orang tua Lintang ia siapkan sebelum berangkat ke sekolah, mulai dari makan mandi dan lainnya.
Doa orang tua untuk Lintang tetap terucap, karena ia tahu akan ada masa ketika Lintang dan orangtuanya menikmati segala usaha dan jerih payah yang telah mereka lakukan. Semoga Lintang sekeluarga tetap diberikan kesehatan dan kekuatan, rezeki yang mengalir bak air, juga panjang umur dan kusnul Khotimah.

PUISI

Orang tua kedua dan kedua orang tua
Oleh Kartika Edi Rahayu

Telapakku masih bersih tanpa goresan
Telapakmu penuh cucuran darah segar
Berapa mil berdua engkau berjalan dengan mantab tanpa rintihan terlisan

Mengapa penuh motivasi sedangkan buah masa depanmu
sedang bersantai tanpa rasa beban sedikitpun
Mengapa penuh derita
sedang orang asing yg kau beratkan tanganpun berpangku

Bicaramu tingkatan dewa
Asuhanmu ciptakan beribu ilmu dan beribu tikus tikusan
Salah? Tak, jalaran kau penuh suka hati mata
Jalaran ikhlasmu untuk keasingannya
Jalaran ia penuh dengan anganan sebatas got luar rumah



2. ANALISIS STRUKTUR, ISI, DAN CIRI BAHASA TEKS CERITA SEJARAH

Kerajaan Singhasari

Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang bernama ‘Kerajaan Singhasari’. Kerajaan ini dirajai oleh Ken Arok. Ia memperoleh gelar “Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.” Istrinya merupakan seorang janda yang bernama Ken Dedes. Anaknya bernama Anusapati. Ken Arok dan Ken Dedes juga dikaruniani seorang anak yang dinamai Mahisa Wongateleng. Kemudian Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang. Ken Arok dan Ken Umang mempuyai 4 putra, yaitu: Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Pada suatu hari Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan atas perintah Anusapati, sehingga ia hanya memerintah selama 5 tahun. Ia didharmakan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Siwa dan Buddha, sebelah selatan Singhasari. Lalu, Diikuti oleh meninggalnya Ken Dedes.
Anusapati memerintah Singhasari sebagai pengganti ayah tirinya Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula ke telinga Tohjaya. Ia kemudian berusaha untuk membalas kematian ayahnya. Ia akan merencanakan untuk menyabung ayam dengan Anusapati. Akhirnya Tohjaya berhasil membunuh Anusapati saat mereka sedang meenyabung ayam. Anusapati didharmakan di Candi Kidal, sebelah tenggara kota Malang. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya menjadi raja Singhasari. Ia memerintah selama beberapa bulan saja. Ranggawuni, anak dari Anusapati, ingin membalas kematian ayahnya. Ia menyerang kraton Singhasari dengan bantuan para pengikutnya. Dalam serangan ini, Tohjaya berhasil melarikan diri. Namun, ia tidak mampu bertahan dan meninggal di Katang Lumbang akibat luka yang dideritanya.
Ranggawuni kemudian menjadi Raja di Singhasari dengan mendapat gelar “Sri Jaya Wisnuwardhana.” Dalam pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa Campaka, anak dari Mahisa wongateleng atau cucu dari Ken Arok. Mahisa Campaka menjabat sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar “Narasinghamurti.” Ranggawuni mengangkat Kertanegara, anaknya, sebagai seorang raja muda. Ranggawuni tetap memerintah sebagai wali Kertanegara sampai Kertanegara tumbuh dewasa dan sanggup untuk memerintah sendiri. Ranggawuni mendirikan sebuah pertahanan di Canggu Lor sehingga selama pemerintahannya keadaan Singhasari aman dan tenteram. Ranggawuni telah meninggal. Ia didharmakan sebagai Siwa di Waleri dan sebagai Buddha Amoghapasa diJajaghu. Tidak lama kemudian Mahisa Campaka juga meninggal. Ia didharmakan di Kumeper dan di Wudi Kuncir.
Kertanegara naik takhta jadi raja Singhasari. Gelarnya “Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara.” Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh 3 orang Mahamantri, yaitu: Hino, Sirikan, dan Halu. Mereka mengatur dan meneruskan perintah raja melalui menteri pelaksana. Lalu,terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Bhayaraja. Pemberontakan ini dapat dipadamkan. 10 tahun kemudian, terjadilah pemberontakan lagi yang dipimpin oleh Mahisa Rangkah. Masih beruntung pemberontakan ini dapat diatasi oleh Singhasari. Sementara itu Jayakatwang, raja yang sangat tunduk kepada Kertanegara berhasil dihasut oleh patihnya. Patihnya itu mengatakan bahwa dahulu buyut Jayakatwang adalah Kertajaya. Kertajaya dibunuh oleh buyut kertanegara, yaitu Ken Arok. Setelah mendengar hal itu tentu saja menjadikan Jayakatwang marah kepada Kertanegara. Ditambah lagi patihnya mengatakan bahwa dharma seorang ksatria ialah harus menghapus malu yang diderita oleh moyangnya. Itu yang membuat Jayakatwang semakin marah hingga membenci Kertanegara. Jayakatwang menceritakan itu semua kepada para pengikutnya.
Jayakatwang berencana merebut kekuasaan Singashari.“Wahai pengikutku, mari kita serang Singhasari!” seru raja dengan kerasnya pengikutnya.“Iya, ayo!” seru komandan. “Ayo,” jawab pengikut Jayakatwang dengan serentak. Di samping itu juga Jawakatwang juga bersekutu dengan Arya Wiraraja, bupati Sumenep, yang selalu mematai Kertanegara. Dengan perginya tentara Singhasari dan lama belum kembali ditambah dengan terjadinya bentrokan dengan Cina merupakan kesempatan terbaik untuk menggulingkan Kertanegara. Jayakatwang melancarkan serangandari 2 jurusan. Sebagian kecil tentaranya membuat kekacauan dari arah utara. Sedangkan sebagian lagi dengan diam-diam bergerak dari arah selatan. Saat Kertanegara melihat ada serangan dari arah utara, segeralah ia mengarahkan seluruh tentaranya yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Ardharaja (anak Jayakatwang) untuk menghadapi musuh. Dengan mudah tentara Kertanegara memukul mundur serangan dari arah utara. Sementara tentara yang datang dari selatan tiba-tiba memasuki kota dan melakukan serangan besar-besaran. Tentara Singhasari tidak sanggup menahan serangan tiba-tiba itu. Pada waktu itu raja Kertanegara dan para pendeta terkemuka serta para pembesar lainnya sedang melaksanakan upacara keagamaan dari aliran Tantrayana. Mereka makan-makan dan minum-minum sampai menjadi mabuk. Mereka semua telah tewas di tempat.
Dengan gugurnya raja Kertanegara, kerajaan Singhasari dikuasai oleh Jayakatwang. Kertanegara didharmakan sebagai Siwa Buddha di Candi Jawi. Lalu, di Sagala bersama-sama dengan permaisurinya diwujudkan sebagai Wairocana-Locana dan sebagai Bairawa di Candi Singhasari. Inilah akhir dari kerajaan Singhasari.


Struktur
Kalimat
a.      Orientasi (paragraf 1)
Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang bernama ‘Kerajaan Singhasari’. Kerajaan ini dirajai oleh Ken Arok. Ia memperoleh gelar “Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.” Istrinya merupakan seorang janda yang bernama Ken Dedes. Anaknya bernama Anusapati. Ken Arok dan Ken Dedes juga dikaruniani seorang anak yang dinamai Mahisa Wongateleng. Kemudian Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang. Ken Arok dan Ken Umang mempuyai 4 putra, yaitu: Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Pada suatu hari Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan atas perintah Anusapati, sehingga ia hanya memerintah selama 5 tahun. Ia didharmakan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Siwa dan Buddha, sebelah selatan Singhasari. Lalu, Diikuti oleh meninggalnya Ken Dedes.
b.      Komplikasi (paragraph 2-4)
Anusapati memerintah Singhasari sebagai pengganti ayah tirinya Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula ke telinga Tohjaya. Ia kemudian berusaha untuk membalas kematian ayahnya. Ia akan merencanakan untuk menyabung ayam dengan Anusapati. Akhirnya Tohjaya berhasil membunuh Anusapati saat mereka sedang meenyabung ayam. Anusapati didharmakan di Candi Kidal, sebelah tenggara kota Malang. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya menjadi raja Singhasari. Ia memerintah selama beberapa bulan saja. Ranggawuni, anak dari Anusapati, ingin membalas kematian ayahnya. Ia menyerang kraton Singhasari dengan bantuan para pengikutnya. Dalam serangan ini, Tohjaya berhasil melarikan diri. Namun, ia tidak mampu bertahan dan meninggal di Katang Lumbang akibat luka yang dideritanya.
Ranggawuni kemudian menjadi Raja di Singhasari dengan mendapat gelar “Sri Jaya Wisnuwardhana.” Dalam pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa Campaka, anak dari Mahisa wongateleng atau cucu dari Ken Arok. Mahisa Campaka menjabat sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar “Narasinghamurti.” Ranggawuni mengangkat Kertanegara, anaknya, sebagai seorang raja muda. Ranggawuni tetap memerintah sebagai wali Kertanegara sampai Kertanegara tumbuh dewasa dan sanggup untuk memerintah sendiri. Ranggawuni mendirikan sebuah pertahanan di Canggu Lor sehingga selama pemerintahannya keadaan Singhasari aman dan tenteram. Ranggawuni telah meninggal. Ia didharmakan sebagai Siwa di Waleri dan sebagai Buddha Amoghapasa diJajaghu. Tidak lama kemudian Mahisa Campaka juga meninggal. Ia didharmakan di Kumeper dan di Wudi Kuncir.
Kertanegara naik takhta jadi raja Singhasari. Gelarnya “Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara.” Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh 3 orang Mahamantri, yaitu: Hino, Sirikan, dan Halu. Mereka mengatur dan meneruskan perintah raja melalui menteri pelaksana. Lalu,terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Bhayaraja. Pemberontakan ini dapat dipadamkan. 10 tahun kemudian, terjadilah pemberontakan lagi yang dipimpin oleh Mahisa Rangkah. Masih beruntung pemberontakan ini dapat diatasi oleh Singhasari. Sementara itu Jayakatwang, raja yang sangat tunduk kepada Kertanegara berhasil dihasut oleh patihnya. Patihnya itu mengatakan bahwa dahulu buyut Jayakatwang adalah Kertajaya. Kertajaya dibunuh oleh buyut kertanegara, yaitu Ken Arok. Setelah mendengar hal itu tentu saja menjadikan Jayakatwang marah kepada Kertanegara. Ditambah lagi patihnya mengatakan bahwa dharma seorang ksatria ialah harus menghapus malu yang diderita oleh moyangnya. Itu yang membuat Jayakatwang semakin marah hingga membenci Kertanegara. Jayakatwang menceritakan itu semua kepada para pengikutnya.

c.       Resolusi (paragraf 5)
Jayakatwang berencana merebut kekuasaan Singashari.“Wahai pengikutku, mari kita serang Singhasari!” seru raja dengan kerasnya pengikutnya.“Iya, ayo!” seru komandan. “Ayo,” jawab pengikut Jayakatwang dengan serentak. Di samping itu juga Jawakatwang juga bersekutu dengan Arya Wiraraja, bupati Sumenep, yang selalu mematai Kertanegara. Dengan perginya tentara Singhasari dan lama belum kembali ditambah dengan terjadinya bentrokan dengan Cina merupakan kesempatan terbaik untuk menggulingkan Kertanegara. Jayakatwang melancarkan serangandari 2 jurusan. Sebagian kecil tentaranya membuat kekacauan dari arah utara. Sedangkan sebagian lagi dengan diam-diam bergerak dari arah selatan. Saat Kertanegara melihat ada serangan dari arah utara, segeralah ia mengarahkan seluruh tentaranya yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Ardharaja (anak Jayakatwang) untuk menghadapi musuh. Dengan mudah tentara Kertanegara memukul mundur serangan dari arah utara. Sementara tentara yang datang dari selatan tiba-tiba memasuki kota dan melakukan serangan besar-besaran. Tentara Singhasari tidak sanggup menahan serangan tiba-tiba itu. Pada waktu itu raja Kertanegara dan para pendeta terkemuka serta para pembesar lainnya sedang melaksanakan upacara keagamaan dari aliran Tantrayana. Mereka makan-makan dan minum-minum sampai menjadi mabuk. Mereka semua telah tewas di tempat.

d.      Koda (paragraf 6) 
Dengan gugurnya raja Kertanegara, kerajaan Singhasari dikuasai oleh Jayakatwang. Kertanegara didharmakan sebagai Siwa Buddha di Candi Jawi. Lalu, di Sagala bersama-sama dengan permaisurinya diwujudkan sebagai Wairocana-Locana dan sebagai Bairawa di Candi Singhasari. Inilah akhir dari kerajaan Singhasari.


Kaidah kebahasaan (ciri bahasa)
Bukti
a.      Terdapat adanya unsur kata ganti (pronomina)

a.       Paragraf 1 kalimat ke-2
Ia memperoleh gelar “Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.”
b.      Paragraf  1 kalimat ke-3 dan ke-4
Istrinya merupakan seorang janda yang bernama Ken Dedes. Anaknya bernama Anusapati
c.       Paragraf 1 kalimat ke-8-10
Suatu hari Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan atas perintah Anusapati, sehingga ia hanya memerintah selama 5 tahun. Ia didharmakan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Siwa dan Buddha, sebelah selatan Singhasari. Lalu, Diikuti oleh meninggalnya Ken Dedes.

d.      Paragraf 2 kalimat ke-1
Anusapati memerintah Singhasari sebagai pengganti ayah tirinya Lambat laun…
e.       Paragraph 2 kalimat ke-3
Akhirnya Tohjaya berhasil membunuh Anusapati saat mereka sedang menyabung ayam.
f.       Paragraph 3 kalimat ke-2
Dalam pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa Campaka, anak dari Mahisa wongateleng atau cucu dari Ken Arok

g.      Paragraph 3 kalimat ke-10
Ia didharmakan di Kumeper dan di Wudi Kuncir.

h.      Paragraph 4 kalimat ke-2
Gelarnya “Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara.”
i.        Paragraph 4 kalimat ke-3
Mereka mengatur dan meneruskan perintah raja melalui menteri pelaksana.
j.        Paragraph 5 kalimat ke-1
…kerasnya pengikutnya
k.      Paragraph 5 kalimat ke-10
…segeralah ia mengarahkan seluruh tentaranya

l.        Paragraph 5 kalimat ke-15
Mereka makan-makan dan minum-minum sampai menjadi mabuk. Mereka semua telah tewas di tempat.
m.    Paragraph 6 kalimat ke-1 dan ke-3
Dengan gugurnya raja Kertanegara…
Lalu, di Sagala bersama-sama dengan permaisurinya diwujudkan sebagai…

n.      Paragraf 1 kalimat ke-2
Kerajaan ini dirajai…
o.      Paragraf 4 kalimat ke-9
Sementara itu Jayakatwang…
p.      Paragraf 1 kalimat ke-5
Ken Arok dan Ken Dedes juga dikaruniani seorang anak yang dinamai Mahisa Wongateleng

b.      Terdapat kalimat atau kata-kata yang mengandung dan menunjukan suatu unsur peristiwa / kejadian (frasa adverbial)
a.       Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan…
b.      10 tahun kemudian, terjadilah pemberontakan lagi…
c.       Dengan gugurnya raja Kertanegara…
d.      Terdapat kata kerja material (verba material)

a.       Ia akan merencanakan untuk menyabung ayam dengan Anusapati.
b.      Ia memerintah selama beberapa bulan saja
c.       Ia menyerang kraton Singhasari dengan…
d.      Ranggawuni mengangkat Kertanegara…
e.       …kesempatan terbaik untuk menggulingkan Kertanegara
f.       Mereka mengatur dan meneruskan perintah raja melalui menteri pelaksana.
e.       Terdapat kata penghubung (konjungsi) temporal.
a.       Kemudian Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang
b.      Setelah mendengar hal itu…
c.       lalu, terjadi pemberontakan…

3 MENULIS RESENSI
a.      Kartika Edi Rahayu
 





Judul        : Kun Anta
Penulis     @NegeriAkhirat
Penerbit   : Wahyu Qolbu
Cetakan   : Ke-5, Mei 2016                                                                                               
Tebal        : 225 halaman

          



Mengetahui Jati Diri dan Hakikat seorang Muslimah


           Aduh yang zaman sekarang serba canggih, membaca pun mulai terlupakan. Awas lo yang instan membaca gagal jadi DPR, hehe.....hehe......
Bahkan bukan hanya gagal menjadi DPR, tapi kalau nanti gagal dapat beasiswa ke Korea gimana dong?, gak bisa ketemu Oppa dan Uhjussi, apalagi Eonni, tak dapat tips make up Natural khas Korea dong, iya kan? Huhhu........... Padahal make up ala Korea sangat digandrungi para wanita jelita di belahan dunia manapun.. Ah duh jangan membahas Korea terlalu dalam ya, penulis resensi takut baper..he..he...he....sasyangnya di akhir zaman seperti ini, kecantikan wanita bukan dilihat dari keshalehan dan luhur budi pekerti namun lebih kepada keadaan fisiknya. Dengan kemajuan zaman ini tak segan banyak yang tega merubah, memoles, dan membenahi tubuhnya agar terlihat sempurna. 
           Dalam buku tulisan @NegeriAkhirat menyimpan fenomena dan secercah harapan jalan untuk berhijrah, bahkan bukan hanya buku yang mereka terbitkan, tapi banyak gambar bertulis yang mengisyaratkan untuk berhijrah yang di upload di instagram, sejenis medsos ya bukan makanan.. buku yang diharapakan khususnya kamu Muslimah telah terbit dengan menampilkan wujud baru yang lebih segar dan enak dibaca, dipandang dan dinikmati. Arti cantik menurut Islam, kisa-kisah para sahabat, Kun Anta yang sebenarnya dengan amalan-amalan untuk memancarkan kecantikan seorang muslimah yaitu antara lain : shalat tepat waktu, keutamaan shalat dari berbagai segi, shalat sunnah. Renungan, badan yang sehat, lisan yang baik, berbusanan sesuai syariat, cantik dengan menjaga wudlu, kisah-kisah para Sahabat Wanita Rosululloh yaitu : Ghunaisha binti Mahlan, Khadijah binti Khuwalid, dan Aisyah binti Muzahim. Juga kisah-kisah memaknai cantik, kembali kepada Allah, dan masih banyak lagi isi buku Kun Anta. ”Dan tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan seda gurau dan main-main dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan. Kalau mereka mengetahuinya” (QS. Al-Ankabut:64). Isi buku Kun Anta ini bukan hanya pendapat dari si penulis, karena juga terdapat kutipan dari isi Al-Quran dan sabda Nabi melalui hadist riwayat. @NegeriAkhirat itu sendiri merupakan sebuah akun twitter sekitar tahun 2013 dan baru memasuki dunia instagram pada akhir tahun 2014.
           Didukung dengan media sosial yang dimiliki @DuniaAkhirat dapat mempermudah belajar kapan saja dan dimanapun. Buku Kun Anta dikemas dengan bahasa yang santai dan cocok digunakan sebagai teman duduk, menampilkan banyak tips dan kisah-kisah yang akhirnya setelah membaca merenungi apa dan niat apa selama ini dilakukan, baik buruk salah dan benar mulai jelas terlihat. Pemilihan bahasanya tidak menggurui dan cenderung mengajak belajar bersama. Dalam buku terdapat beberapa lembar komik dalam setiap permasalahan menjadikan lebih asyik membaca. Benar-benar kemasan yang istimewa. Kejelasan sumber juga diperlihatkan, jadi tidak serta merta semua dari pendapat penulis.
           Buku ini terlalu fokus kepada diri sendiri si penghijrah, ditakutkan pembaca terlaku fokus pada diri sendiri sehingga melupakan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Sehingga menjadikan tertutup dan jatuhnya pada sombong karena sudah merasa benar dan yang lain kurang ataupun salah.
           Kecantikan dalam Islam identik dengan kebaikan yang nampak sebagai wujud ketaatan kepada Allah, sedangkan keburukan seorang wanita bukan berdasar pada kurangnya fisik atau perbedaan raga dari sesama namun karena banyaknya nafsu yang diikuti dan mengesampingkan perintah Allah. Seperti itulah cantik yang sesunggunya, so jangan khawatir maupun berkecil hati apabila banyak perbedaan pada sesama, sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, juga porsir cantik yang berbeda-beda. Oleh sebab kawan-kawan jangan hanya cantik di depan makhluknya, namun juga cantiklah dihadapan Allah, selain itu baik juga dapat mendatangkan keberkahan. Cantik di depan makhluknya tentu boleh, asal jangan ada niat untuk menggoda ataupun pamer lo ya, nanti jatuhnya pada Riya`. Siap sama-sama berjuang di jalan Allah? Tentunya HABLUM MINALLAH dan HABLUM MINANNAS  ya, harus seimbang. 

b.      Tofan Aji Susanto
Judul Buku                   : Pemenang Di Atas Pemenang
Pengarang                    : Ahmad Saiful Islam
Penerbit                        : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit                 : 2013
Tebal   Halaman           : 202 halaman
Juara dan Pemenang

            Buku ini membahas tentang bagaimana seorang pemenang berpikir, bagaimana cara seorang pemenang beraksi, bagaimana cara seorang pemenang menyikapi keadaan di lingkungan sekitar. Dimana masyarakat harus dapat merubah pola pikir, tidak hanya yang kaya yang dapat berkuasa yang mempunyai harta dapat bebas membeli segalanya.
Namun masyarakat biasa bahkan kalangan bawah juga dapat menjadi penguasa yang mempunyai tahta dan harta. Karena dengan tekad dan usaha, kita dapat mencapai apa yang kita inginkan. Kita juga harus berfikir pikiran diluar sebuah kotak . Jika seseorang ingin meraih kesuksesan penting untuknya keluar dari zona nyaman atau kebiasaan yang selalu dilakukan. Dan tidak semua hal dipandang ketika telah menjadi sebuah hasil, kita juga memerlukan latihan. Latihan itu berupa proses menuju kesuksesan, tidak ada manusia yang secara tiba-tiba bisa menjadi sukses tanpa adanya proses perjalanan panjang kecuali mereka yang berlatar belakang mempunyai kekayaan berlebih. Bayangkan saja jika seorang David Beckam yang sekarang telah sangat sukses dalam bidang olah raga sepak bola. Namun dia selalu melakukan Free Kick 700 kali per hari, proses itulah yang membuat dia menjadi pemain sepak bola hebat.
Untuk menuju kesuksesan seseorang dirasa memerlukan penasihat untuk dirinya, namun tidak semua nasihat baik dan harus kita ikuti. Kita sendiri juga harus pandai menyikapi hal ini. Apakah nasehat yang diberikan orang lain itu baik untuk diri kita sendiri atau malah lebih baik memilih keputusan terbaik sendiri tanpa nasehat orang lain?. Di zaman teknologi yang semakin menjamur ini mengharuskan kita untuk berpikir lebih cerdas dan kreatif. Bagaimana cara menyikapi persaingan teknologi yang ada di lingkungan sekitar. Tidak hanya kreativitas yang dapat dituntut dalam menyikapi hal tersebut namun sikap ikhlas membuat kreativitas semakin meningkat.
Ketika seseorang memulai sebuah perbuatan dengan ikhlas pasti akan ada penyelesaiannya. Di saat itu kita telah dapat menyikapi pertumbuhan dan perkembangan teknologi pada lingkungan sekitar. Kita pasti tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk lingkungan sekitar. Setelah kita tahu apa kebutuhan tersebut tinggal bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut dan mengembangkan ide untuk mengimplementasikannya.
Secara umum, buku ini membahas tentang dasar-dasar dari cara seseorang menjadi sukses. Mulai dari cara menyelesaikan permasalahan real pada kehidupan. Cakupan yang ada di dalam buku ini dapat diimplementasikan oleh semua kalangan mulai dari kalangan menengah kebawah, mahasiswa. Di Dunia ini ada banyak para pemenang namun masih banyak yang menjadi pemenang di atas para pemenang.
Pada bab tujuh ini anggaplah yang menjadi sebagai pemenang di atas pemenang itu ialah diri kita,
“Kalau Kita terlahir miskin bukan salah Kita, tapi kalau Kita mati miskin, itulah salah Kita”.So, Don’t give to live this life, there’s a will there’s a way .

Saya yakin dan percaya dengan adanya buku ini mampu menyadarkan para pembaca untuk selalu berusaha menjadi pemenang di atas pemenang, dengan membaca buku ini, kita dapat berpikir ulang mengenai masa depan.

Kekurangan Buku:
Ada beberapa penggunaan kata yang kurang tepat contoh “saat saya usia 21 tahun” sebaiknya menjadi “ saat saya berusia 21 tahun atau saat usia saya 21 tahun”, ada juga beberapa bahasa yang kurang dimengerti dan tidak ada daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah

Kelebihan Buku:
Dapat memberikan motivasi kepada para pembaca, banyak gambar di dalam buku ini, covernya juga menarik minat pembaca,  kertas dan cetakannya bagus dan menarik.


Komentator : Kartika Edi Rahayu
            Judul dalam resensi Tofan menurut saya tidak tergambar dalam isi resensi, tidak ada penjelasan lebih lanjut dalam judul “Juara dan Pemenang” sehingga saya kurang memahami apa maksud dari judul tersebut, seharusnya akan lebih baik jika ditambahkan seperti “Kemenangan adalah tangga menuju kesuksesan” sehingga judul dapat dimengerti maksudnya bahwa kemenangan yang diperoleh seseorang adalah proses menuju kesuksesan, disini kemenangan yang dimaksud bukan hanya menang mengalahkan orang lain namun juga kemenangan menata hidupnya sendiri menjadi lebih baik dan berkualitas juga bermanfaat dan memotivasi orang lain. Mengawali resensi buku sudah bagus pembukaannya namun akan lebih baik, juga mengenalkan penulis, kepopuleran dan penilaian kualitas buku. Menurut saya pada paragraf pertama kalimat kedua tidak saling berhubungan dengan kalimat sebelumya, sehingga tidak sinkron dan tidak seimbang. Penggunaan kata “dan” pada paragraf ketiga kalimat pertama menurut saya semakin mempersulit dalam saya memahami kalimat tersebut, seharusnya “Untuk menuju kesuksesan seseorang memerlukan penasihat untuk dirinya, namun tidak semua nasihat baik harus kita ikuti.” Menghilangkan kata “dirasa” dan “dan”, juga pada kalimat “Apakah nasehat yang diberikan orang lain itu baik untuk diri kita sendiri atau malah lebih baik memilih keputusan terbaik sendiri tanpa nasehat orang lain?.” Akan lebih efisien dan mudah dimengerti apabila kalimatnya menjadi “Apakah lebih baik nasehat yang diberikan oleh orang lain atau keputusan dari diri sendiri?, sebab tidak semua nasehat dari orang lain dapat digunakan karena pandangan setiap orang berbeda.” Lalu pada kalimat selanjutnya yang menurut saya tidak runtut, setelah membahas tentang penilaian setelah itu membahas persaingan teknologi seiring perkembangan zaman, menurut saya kalimat tersebut tidak padu. dalam resensi tersebut penutupnya sudah memberikan isi berupa kesimpulan namun untuk kesan dan rekomendasi penulis tidak dijabarkan lebih lanjut. 

4. JURNAL REFLEKSI PERKULIAHAN MEMBACA TEKS NONILMIAH/IFORMATIF

Pada awal semester mengenai tugas membaca 10 buku informatif menurut saya yang awalnya sangat menyita waktu lama kelamaan menjadi kebiasaan yang dapat menambah wawasan dan pengalaman membaca menjadi lebih baik dan jeli terhadap suatu hal. Juga membuat peta konsep dan 5 pertanyaan yang menurut saya harus lagi dan lagi jeli dalam membedakan jenis pertanyaan. Untuk tugas kedua mengenai perbedaaan teks ilmiah dan nonilmiah yang pada akhirnya lebih memahami dan jelas perbedaan keduanya, sehingga apabila akan membuat teks ilmiah maupun nonilmiah akan mengerti poin-poinnya dan apa saja yang dapat dimasukkan dalam teks tersebut sesuai dengan kriteria teks. Tugas ketiga yang berupa menjawab pertanyaan dari teks yang telah disajikan, karena teks yang disajikan sangat baik pilihan katanya juga baik dalam mengelola pertanyaan yang berakibat pada banyaknya kesalahan ketika menjawab pertanyaan dari teks tersebut karena setiap kata harus dipahami betul maknanya agar tidak mudah terjebak dalam pertanyaan. Tugas keempat, yakni tugas merefleksi buku. Tugas yang menambah wawasan karena selain membaca buku juga mengimplementasikannya yang mengharuskan menulis nilai-nilai yang terkandung dalam buku lalu membuat artikel. Selanjutnya tugas kelima yaitu meresensi buku, membaca buku lalu membuat sinopsis dan mengomentari tentang buku tersebut, baik dari segi isi maupun penulis dan hal lainnya yang membuat saya menjadi lebih teliti dan kritis. Tugas keenam yaitu mencari jenis jenis teks, teks sejarah, teks laporan hasil observasi, dan jenis teks lainnya. Sehingga selain mengetahui jenis-jenis teks tersebut juga mengetahui struktur, ciri, dan perbedaan kelima jenis teks tersebut. Yang terakhir adalah refleksi multimedia yang membuat otak saya lebih bebas mengeluarkan pendapat dan keinginanan, dari hasil membaca buku tersebut merefleksikan ke dalam bentuk karangan bebas maupun puisi.
Banyak hal yang dapat saya peroleh dari mata kuliah membaca informatif/nonilmiah ini, selain menambah banyak wawasan dengan membaca banyak buku namun juga mengasah ketrampilan dalam mengembangkan hasil dari buku yang di baca tersebut. Harapan saya ilmu yang diberikan oleh bu Endah ini menjadi bekal saya dalam mencari ilmu, tidak mudah lupa terhadap semua ilmu yang diberikan dan bisa ditularkan pada orang lain, lebih bermanfaat, untuk diri sendiri maupun orang lain. Harapan yang lainnya bisa mendapat nilai A pada mata kuliah ini, sebab semester lalu saya mendapat nilai B, padahal saya sudah bersungguh-sungguh dalam mengikuti mata kuliah ini. Tentunya harapan saya tidak jauh berbeda dengan harapan orang tua, sebab orang tua hanya berharap anaknya sukses dan melanjutkan cita-cita orang tua.



1 komentar:

  1. Mana catatan kredibilitas buku?
    Komentar karya teman jangan diposting di sini ya.

    Tulisan mengalir-lancar, enak dibaca, namun buanyak kesalahan ejaan. yang cermat ya n terus berkarya!

    BalasHapus